Pakar belum bisa menentukan apakah perilaku ini merupakan gejala dari kondisi lain atau penyakit tersendiri.
Namun, ada beberapa hal yang diduga menjadi penyebabnya, antara lain:
Gangguan buatan, atau kadang disebut sindrom Munchausen, adalah kondisi ketika seseorang merasa sakit secara mental atau fisik, padahal sebenarnya tidak.
Pemicunya belum diketahui secara pasti namun diduga ini berkaitan dengan genetik, pelecahan di masa anak-anak, percaya diri yang rendah, depresi, gangguan kepribadian atau penyalahgunaan zat.
Baca juga: 8 Ciri-ciri Orang Berbohong Menurut Pakar Kejujuran
Kebohongan patologis bisa jadi adalah gejala gangguan kepribadian seperti:
Kebohongan patologis adalah kemungkinan gejala gangguan kepribadian tertentu, termasuk:
Baca juga: Mengenal Ciri Gangguan Kepribadian Narsistik
Riset membuktikan jika pola perilaku pembohong patologis mirip dengan yang dialami penderita demensia frontotemporal.
Kondisi ini adalah bentuk demensia yang mempengaruhi daerah otak frontal dan temporal dan menyebabkan perubahan perilaku dan bahasa.
Perubahan ini dapat mencakup:
Kebohongan patologis bersifat kompulsif namun bisa dimulai dari hal yang kecil kemudian bertahap menjadi rumit dan dramatis.
Transisi ini biasanya terjadi untuk menutupi kebohongan sebelumnya sehingga ditambahkan detail yang tidak perlu.
Meski demikian, orang yang sering berbohong belum tentu merupakan pembohong patologis.
Pasalnya, perilaku ini memiliki ciri utama yakni tidak memiliki motif.
Orang yang sering melebihkan ceritanya agar dirinya terlihat lebih baik atau mengarang cerita untuk menutupi kesalahannya tidak bisa digolongkan dalam perilaku ini.
Baca juga: Perlu Tahu, Ini 4 Cara Mendeteksi Kebohongan Seseorang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.