Kebohongan patologis adalah kemungkinan gejala gangguan kepribadian tertentu, termasuk:
Baca juga: Mengenal Ciri Gangguan Kepribadian Narsistik
Riset membuktikan jika pola perilaku pembohong patologis mirip dengan yang dialami penderita demensia frontotemporal.
Kondisi ini adalah bentuk demensia yang mempengaruhi daerah otak frontal dan temporal dan menyebabkan perubahan perilaku dan bahasa.
Perubahan ini dapat mencakup:
Kebohongan patologis bersifat kompulsif namun bisa dimulai dari hal yang kecil kemudian bertahap menjadi rumit dan dramatis.
Transisi ini biasanya terjadi untuk menutupi kebohongan sebelumnya sehingga ditambahkan detail yang tidak perlu.
Meski demikian, orang yang sering berbohong belum tentu merupakan pembohong patologis.
Pasalnya, perilaku ini memiliki ciri utama yakni tidak memiliki motif.
Orang yang sering melebihkan ceritanya agar dirinya terlihat lebih baik atau mengarang cerita untuk menutupi kesalahannya tidak bisa digolongkan dalam perilaku ini.
Baca juga: Perlu Tahu, Ini 4 Cara Mendeteksi Kebohongan Seseorang
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.