Setelah demam mereda, gejala lain dapat memburuk dan dapat menyebabkan perdarahan yang lebih parah. Misalnya, masalah pencernaan seperti mual, muntah, atau sakit perut yang parah, dan masalah pernapasan seperti kesulitan bernapas.
Dehidrasi, pendarahan hebat, dan penurunan tekanan darah yang cepat dapat terjadi jika DBD tidak diobati. Gejala-gejala ini mengancam jiwa dan membutuhkan perawatan medis segera.
Kids Health mencatat, tidak ada pengobatan khusus yang tersedia untuk demam berdarah. Kasus ringan ditangani dengan banyak cairan untuk mencegah dehidrasi dan banyak istirahat.
Pereda nyeri dengan asetaminofen dapat meredakan sakit kepala dan nyeri akibat demam berdarah. Pereda nyeri dengan aspirin atau ibuprofen harus dihindari, karena dapat membuat pendarahan lebih mungkin terjadi.
Baca juga: Ke Mana Arah Proyek Pendidikan Generasi Muda?
Sebagian besar kasus demam berdarah hilang dalam satu atau dua minggu dan tidak akan menyebabkan masalah yang berkepanjangan.
Jika seseorang memiliki gejala penyakit yang parah, atau jika gejalanya memburuk pada satu atau dua hari pertama setelah demam hilang, segera dapatkan perawatan medis. Sebab, bisa menjadi indikasi DBD, yang merupakan keadaan darurat medis.
Untuk mengobati kasus demam berdarah yang parah di rumah sakit, dokter akan memberikan cairan infus (IV) dan elektrolit (garam) untuk menggantikan cairan yang hilang melalui muntah atau diare.
Ketika dimulai lebih awal, ini biasanya cukup untuk mengobati penyakit secara efektif. Pada kasus yang lebih lanjut, dokter mungkin harus melakukan transfusi darah.
Dalam semua kasus infeksi dengue, berbagai upaya harus dilakukan untuk menjaga agar orang yang terinfeksi tidak digigit nyamuk. Misalnya, dengan menguras tempat yang memiliki genangan air terbuka.
Sebab hal ini akan membantu mencegah penyakit menyebar ke orang lain.
Simak obrolan seru lainnya seputar parenting, dan isu-isu yang cocok untuk pasangan suami istri maupun yang sedang mempersiapkan pernikahan, hanya di siniar Obrolan Meja Makan.
Episode “Gejala DBD pada Bayi” juga bisa Anda dengarkan melalui tautan berikut https://spoti.fi/3BWzYqK.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.