Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Krusial untuk Selalu Mengecek Tekanan Darah

Kompas.com - 06/10/2022, 18:00 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Jika hipertensi tidak dikelola dengan baik, itu dapat menyebabkan serangan jantung dan atau stroke.

Banyak orang yang tidak memeriksa tekanan darah secara rutin

Para peneliti meninjau National Poll on Healthy Aging di Michigan University yang dikerjakan pada Januari tahun lalu.

Mereka secara acak memilih orang-orang berusia antara 50-80 tahun, kelompok usia yang paling terkena dampak dari hipertensi.

Beberapa informasi yang diberikan peserta meliputi tinggi badan, berat badan, dan masalah kesehatan mereka.

Menurut penulis studi, masalah kesehatan yang dicari para peneliti termasuk stroke, penyakit jantung koroner, infark miokard atau serangan jantung, gagal jantung kongestif, diabetes, dan penyakit ginjal kronis.

Selain itu, para peserta juga melaporkan apakah mereka memantau tekanan darah mereka di rumah dan menjelaskan apakah tenaga medis sudah menginstruksikan mereka untuk mengecek tekanan darah atau tidak.

Sekitar 48 persen responden, baik yang menderita hipertensi maupun memiliki masalah kesehatan lain yang bisa memicu hipertensi dilaporkan memeriksakan tekanan darah secara rutin.

Juga, hanya 61,6 persen responden yang mengaku dokter mereka sudah menyarankan untuk memeriksa tekanan darah.

Penulis studi mencatat, penurunan kunjungan pasien ke dokter dan peningkatan telemedicine menjadi penyebab utama minimnya dokter yang merekomendasikan pengecekan tekanan darah secara mandiri.

Sekitar 75 persen peserta mengaku mempunyai alat untuk mengecek tekanan darah.

Namun, beberapa peserta tidak menggunakan alat tersebut.

Sementara itu, sebagian peserta lainnya mengecek tekanan darah namun tidak membicarakan hasil pengukuran dengan dokter.

Baca juga: 12 Makanan Penurun Tekanan Darah Tinggi

Pentingnya memantau tekanan darah

Temuan studi menekankan perlunya masyarakat untuk lebih sadar akan tekanan darah mereka, sekaligus meningkatkan komunikasi antara dokter dan pasien.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com