Hal tersebut dijelaskan oleh dokter asal Lenox Hill Hospital, New York, AS, Eric Ascher.
Namun, bekas tusukan taring setelah laba-laba menggigit tidak mudah dilihat dengan mata telanjang.
Ketika kaba-laba tidak berbisa menggigit, hewan ini dapat menyebabkan benjol dengan rasa gatal bergantung pada lokasi kulit.
Sementara laba-laba berbisa dapat menyebabkan luka nekrotikan, infeksi yang berisiko merusak jaringan otot dan kulit.
Menurut Ascher, luka seperti itu terlihat melepuh, bernanah, bekas gigitan mengeras, dan benjol berwarna gelap.
Gigitan laba-laba yang menyebabkan ruam kemungkinan warnanya berbeda-beda bergantung pada area kulit.
Baca juga: Waspadai, 4 Penyakit yang Disebabkan Gigitan Tikus
Misalnya, ketika laba-laba tidak berbahaya yang menggigit kulit berwarna terang maka area ini terlihat kemerahan atau merah mudah.
Sedangkan, gigitan laba-laba tidak berbisa yang menggigit kulit berwarna gelap terlihat cokelat kemerahan.
Berbeda dengan yang tidak berbisa, gigitan laba-laba beracun menyebabkan kulit terlihat cokelat atau ungu. Ini terjadi ketika brown recluse menggigit.
Sementara kulit bekas gigitan laba-laba berbisa lainnya terlihat melepuh dan menjadi bengkak.
Gigitan laba-laba menimbulkan pembengkakan karena terjadi peradangan pada kulit akibat tusuka taring.
Pembengkakakn dapat disebabkan oleh gigitan laba-laba tidak berbisa, namun bisa lebih buruk apabila laba-laba beracun yang menggigit.
Rasa sakit usai digigit laba-laba dapat hilang setelah beberapa jam. Khusus laba-laba tidak berbisa, rasa sakit akibat gigitan mereka tidak menyebar.
Tapi, beda ceritanya jika laba-laba beracun yang menyerang karena gigitan hewan ini menimbulkan rasa sakit yang menusuk bahkan mati rasa.
Baca juga: Mengapa Gigitan Nyamuk Sebabkan Gatal?
Misalnya black widow, gigitan spesies laba-laba ini dapat menyebabkan kram atau kekausan otot yang parah.