Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suka Bergadang Tingkatkan Risiko Diabetes Tipe 2 dan Penyakit Jantung

Kompas.com - 10/10/2022, 05:05 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Diabetes tipe 2 dan penyakit jantung yang ditakuti banyak orang ternyata lebih berisiko dialami oleh mereka yang suka bergadang.

Orang yang doyan ngalong berpeluang terkena dua penyakit degeneratif itu karena tubuhnya kurang mampu membakar lemak sebagai energi.

Di samping itu, bergadang yang merupakan kebiasaan tidak sehat tersebut juga menyebabkan tubuh mereka lebih mudah menumpuk lemak.

Keterkaitan antara dua penyakit tersebut dengan bergadang diketahui setelah sebuah studi dipublikasikan di Jurnal Experimental Physiology tahun ini.

Bergadang picu diabetes tipe 2 dan penyakit jantung

Risiko orang yang suka bergadang terkena diabetes tipe 2 dan penyakit jantung lebih besar ketimbang mereka yang tidur dan bangun lebih awal.

Pasalnya, tubuh orang yang dikategorikan sebagai early birds mampu menggunakan lemak sebagai sumber energi.

Orang yang tidak suka bergadang biasanya juga lebih aktif secara fisik ketika mereka menjalani hari.

Meski diabetes tipe 2 dan penyakit jantung mengintai, untungnya risiko terkena gangguan kesehatan ini bisa dikurangi.

Caranya adalah mengetahui preferensi tidur yang membantu membuat keputusan mengenai gaya hidup yang sehat agar risiko berkurang.

"Harapan saya semoga temuan ini memberikan alasan fisiologis mengapa orang mungkin meningkatkan risiko penyakit karena bergadang."

Hal tersebut dijelaskan penulis utama studi yang juga profesor bidang metabolisme dan endokrinologi Rutgers University, Steven Malin, Ph.D.

Ia menambahkan, risiko mengalami diabetes tipe 2 dan penyakit jantung juga bisa dicegah jika orang yang suka bergadang melakukan kebiasaan ini.

Misalnya mulai melakukan aktivitas fisik, makan makanan seimbang sepanjang hari, tidak makan larut malam, dan tidur lebih awal.

Baca juga: Masalah Kesehatan yang Timbul jika Kita Suka Bergadang

Jalannya studi

Studi yang dipublikasikan di Jurnal Experimental Physiology meninjau perbedaan biologis terhadap 51 responden dengan sindrom metabolik.

Sindrom metabolik adalah gangguan kesehatan yang berisiko memicu stroke, serangan jantung, penyakit jantung koroner, termasuk diabetes tipe 2.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com