Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Kata "Sultan" yang Sering Dibicarakan Generasi Z

Kompas.com - 11/10/2022, 08:50 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada berbagai kata dalam bahasa gaul yang saat ini ngetren di kalangan generasi Z. Salah satunya adalah kata "sultan".

Ya, kata yang identik dengan paduka raja itu belakangan kerap dibicarakan oleh generasi Z ketika nongkrong bersama teman-temannya.

Tak hanya itu, warganet pun bisa menjumpai konten berbau sultan dengan mudahnya di TikTok, YouTube, ataupun Instagram.

Salah satu contoh penggunaan kata sultan yang belakangan viral adalah Sultan Andara.

Julukan ini diberikan kepada presenter yang juga pebisnis, Raffi Ahmad.

Andara yang disematkan di belakang kata sultan merujuk pada perumahan yang menjadi tempat tinggal Raffi Ahmad bersama istrinya, Nagita Slavina.

Di sisi lain, kata sultan dulunya sering diucapkan oleh Indra Kenz sebelum terjerat kasus dugaan perjudian dan penipuan berkedok investasi melalui aplikasi Binomo.

Meski kata sultan booming di mana-mana, kamu sudah tahu belum apa arti kata sultan yang sebenarnya, hingga dikategorikan sebagai bahasa gaul?

Arti kata "sultan"

Walau kata sultan identik dengan sosok yang kaya raya alias berstatus sebagai crazy rich, ternyata kata ini punya arti leksikal yang berbeda.

Menurut Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dr. Ganjar Harimansyah, kata ini secara leksikal merujuk pada "raja; baginda".

Ia menjelaskan, kata sultan saat ini mengalami perluasan makna, tidak hanya merujuk pada raja ataupun baginda.

Pada perkembangannya, kata Ganjar, kata sultan juga merujuk pada keadaan seseorang yang hidup layaknya seorang raja.

"Kata sultan semakin marak digunakan semenjak munculnya istilah crazy rich, yaitu seseorang yang memiliki kehidupan mewah ataupun 'sok mewah'," jelasnya.

"Biasanya para warganet menjuluki mereka sebagai sultan karena memiliki barang-barang (branded), seperti telepon pintar terkini (smartphone), mobil, motor, atau arlogi dan tas mewah," tambah Ganjar.

Ia juga menambahkan, kata sultan kini melebar hingga bisa merujuk pada sesuatu yang mahal atau eksklusif.

"Misalnya ada ungkapan 'hp sultan' yang berarti hp-nya mahal dan berspesifikasi tinggi," terang Ganjar.

Munculnya bahasa gaul

Sultan hanyalah satu dari sekian kata dalam bahasa gaul yang ngetren di kalangan generasi Z.

Selain kata sultan, ada pula kata dalam bahasa gaul lainnya, seperti bestie, bucin, gombal, cancel culture, hingga hypebeast.

Munculnya kata-kata tersebut, menurut Ganjar, dipengaruhi oleh status anak muda sebagai pembicara yang dinamis dalam komunikasi modern.

Hal itu membuat mereka tidak tertutup dalam pilihan bahasanya dan cenderung menggunakan gaya berbahasa yang berbeda dengan generasi sebelumnya.

"(Mereka) menciptakan istilah baru atau meminjam istilah asing yang populer," ujar Ganjar.

"Ketika mereka terus menggunakan bahasa gaul dengan mengembangkan kosakata dan gayanya masing-masing, mereka akan menggunakannya secara intens."

Sebelum kata sultan viral, Ganjar menyebutkan, berbagai kata dalam bahasa gaul yang dulunya digunakan oleh anak muda--terkhusus pada 1970-an.

Di antaranya adalah gokil (gila), mokal (malu), atau rokum (rumah).

Ganjar menerangkan, semula pilihan bahasa itu--yang sekarang disebut bahasa gaul digunakan sebagai bahasa sandi untuk merahasiakan obrolan dalam komunitas tertentu.

"Tetapi, kata-kata tersebut lama-kelamaan menjadi bahasa sehari-hari dan dikenal banyak orang," sambung Ganjar.

Berkaca dari viralnya kata sultan, Ganjar mengatakan, fenomena bahasa gaul merupakan cerminan kedinamisan bahasa.

"Bukan karena keengganan menggunakan bahasa Indonesia. Kalau untuk keren-kerenan, bisa jadi motif dominannya begitu," tuturnya.

"Keberadaan bahasa gaul bisa berdampak positif dan negatif dalam perkembangan bahasa Indonesia," ujar Ganjar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com