KOMPAS.com - Narsistik digambarkan sebagai kondisi mental yang membuat orang selalu mementingkan kebutuhan dirinya sendiri.
Mereka yang hidup dengan kondisi mental tersebut biasanya memiliki empati yang rendah namun rasa percaya dirinya berlebihan.
Jika anak yang selama masa tumbuh-kembang diasuh oleh orangtua seperti itu, ada beberapa dampak buruk yang mungkin mereka rasakan.
Anak berisiko mengalami depresi, mencari perhatian atau caper, perkembangan emosionalnya terlambat, dan rendah diri ketika dewasa.
Baca juga: Amber Heard Disebut Idap Gangguan Narsistik, Kenali 6 Cirinya
Melihat dampak yang buruk dari orangtua narsistik terhadap anak, kondisi mental ini sebaiknya tidak dibiarkan begitu saja.
Namun, perlu dipastikan apakah orangtua benar-benar narsistik, dengan mengetahui beberapa tandanya berikut ini.
Orangtua seharusnya melatih anak supaya memperjuangkan apa yang mereka cita-citakan dengan cara-cara yang positif.
Tapi, beda ceritanya dengan orangtua narsistik karena mereka ingin anak yang dibesarkan dapat memenuhi kebutuhan mereka.
Hal tersebut dibebankan kepada anak semata-mata untuk mewujudkan keinginan orangtua narsistik yang egois.
Ketika anak dibebani harapan oleh orangtuanya, si buah hati seolah-olah menjadi kepanjangan tangan orangtua.
Anak yang belajar dan berkembang dengan baik tentunya membuat orangtua mereka bangga.
Tapi, orangtua narsistik yang melihat kondisi tersebut sebagai "ancaman" karena mereka takut anak tidak patuh lagi.
Tak heran apabila mereka berusaha keras untuk menjatuhkan buah hatinya supaya posisi mereka dalam keluarga tetap superior.
Baca juga: Orangtua Narsistik, Bagaimana Dampaknya pada Anak?
Untuk mewujudkan keinginan itu, orangtua dapat membanding-bandingkan anaknya dengan orang lain.
Orangtua yang narsistik juga tidak menerima sikap dan emosi anak yang baik, bahkan tidak menganggap pencapaian anak.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.