Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/10/2022, 05:45 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rasa kantuk yang datang di siang hari terkadang sulit dicegah. Kita pun tidur sejenak sebelum kembali bekerja.

Namun waspadalah jika kita terus-menerus mengantuk di siang hari. Bisa jadi, kita menderita narkolepsi. Apa itu?

Seperti dilansir laman Mayo Clinic, narkolepsi merupakan gangguan tidur kronis yang ditandai dengan rasa kantuk berlebihan di siang hari dan menimbulkan serangan tidur.

Individu yang mengalami narkolepsi seringkali kesulitan untuk terjaga dalam waktu lama. Gangguan ini bisa memengaruhi rutinitas sehari-hari.

Jenis narkolepsi

Narkolepsi terbagi menjadi tipe 1 dan tipe 2. Narkolepsi tipe 1 disertai dengan hilangnya tonus otot sehingga otot menjadi lemas atau melemah secara tiba-tiba. Dalam bahasa medis, kondisi itu disebut katapleksi.

Sementara itu, mereka yang menderita narkolepsi tipe 2 tidak mengalami katapleksi.

Narkolepsi tergolong sebagai masalah kronis yang tidak bisa disembuhkan. Namun, pemberian obat-obatan dan perubahan gaya hidup dapat membantu penderita mengelola gejala.

Baca juga: Sleep Apnea, Gangguan Tidur yang Memicu Penurunan Fungsi Kognitif

Gejala narkolepsi

Ilustrasi tertidurJohn Lund/Paula Zacharias Ilustrasi tertidur
Gejala narkolepsi dapat memburuk selama beberapa tahun pertama dan berlanjut hingga seumur hidup. Antara lain:

1. Mengantuk berlebihan di siang hari

Orang dengan narkolepsi bisa tertidur di mana saja dan kapan saja tanpa adanya peringatan.

Sebagai contoh, di tengah-tengah kesibukan bekerja atau mengikuti rapat, kita tiba-tiba tertidur selama beberapa menit hingga setengah jam.

Saat kita bangun, tubuh merasa segar namun pada akhirnya kita kembali mengantuk. Kewaspadaan dan fokus juga menurun sepanjang hari.

Rasa kantuk berlebihan di siang hari biasanya merupakan gejala narkolepsi yang pertama muncul. Ini bisa menyebabkan kita kesulitan berkonsentrasi penuh.

2. Hilangnya tonus otot

Katapleksi atau hilangnya tonus otot dapat memicu perubahan fisik, mulai dari bicara yang tidak jelas hingga lemas atau lemah pada sebagian besar otot. Kondisi tersebut bisa berlangsung beberapa menit.

Katapleksi adalah kondisi yang tidak bisa dikendalikan dan dipicu oleh emosi yang intens seperti kebahagiaan, ketakutan, atau kemarahan.

Contoh kasus, ketika kita sedang tertawa, tiba-tiba kepala kita mulai terkulai atau lutut menjadi lemas.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com