Semua keluarga punya kebiasaan yang berbeda dan tidak ada satu aturan baku yang dianggap benar ketika melakukan sesuatu.
Kalau pun mertua tiba-tiba datang ke rumah dan mengajak makan bersama, menantu sebaiknya menyesuaikan diri dengan kebiasaan mereka.
Menantu harus sadar bahwa tidak semua kebiasaan yang mereka lakukan sesuai dengan keluarga pasangan hidupnya.
Terbuka dengan mertua boleh-boleh saja bahkan sikap ini bermanfaat supaya menantu semakin mengetahui seluk-beluk mereka.
Tapi, sebaiknya ada batasan antara mertua dan menantu karena terlalu terbuka juga menyebabkan perasaan tidak nyaman.
Misalnya, memberi tahu mertua untun nge-chat lewat WhatsApp sebelum berkunjung ke rumah menantu agar tidak dadakan.
Menantu sebaiknya fleksibel ketika berhadapan dengan mertuanya supaya keduanya tidak terlibat cekcok.
Baca juga: Menantu Frustrasi Hadapi Mertua yang Menyebalkan, Apa Jadinya?
Namun, menantu perlu bersikap tegas supaya harga diri dan kepentingannya tidak diinjak-injak oleh mertua.
Hal itu bisa dimulai dengan menjelaskan hal-hal apa saja yang tidak diinginkan menantu ketika mertua mengasuh anak.
Kemudian, tegaskan bahwa sebagai mertua, mereka mau memahami apa yang diinginkan oleh menantu.
Terlalu sering berkumpul dengan mertua dapat menimbulkan rasa lelah.
Maka dari itu, tetapkan batasan untuk bertemu dengan mertua, misalnya membagi waktu bertemu dengan mereka dan keluarga.
Menantu tidak bisa mendiskreditkan mertuanya sebagai sosok yang buruk hanya karena ketidakcocokan tertentu.
Kalau pun mereka memiliki hal-hal yang baik dalam dirinya, manfaatkan itu untuk membangun chemistry.
Cara yang satu ini membantu menantu untuk menaruh rasa suka dan tertarik dengan mertuanya.