KOMPAS.com - Seseorang dikatakan mengalami tekanan darah rendah atau hipotensi jika tekanan darahnya kurang dari 90/60 mmHg.
Tekanan darah rendah dapat terjadi secara tiba-tiba (hipotensi akut), atau berlangsung dalam waktu lama (hipotensi kronis).
Sedangkan, tekanan darah normal berada kurang dari 120 mmHg (sistolik) dan 80 mmHg (diastolik), atau sederhananya kurang dari 120/80 mmHg.
Banyak faktor yang bisa membuat tekanan darah individu menjadi rendah, seperti pola makan, lama tidak aktif karena sakit, dehidrasi, kehamilan, konsumsi obat-obatan, hingga kondisi medis seperti masalah endokrin atau masalah jantung.
Baca juga: Yang Perlu Diketahui tentang Tekanan Darah Rendah
Beberapa tes mungkin dilakukan untuk menentukan penyebab tekanan darah rendah, yaitu:
Tes darah dapat membantu mendiagnosis gula darah rendah (hipoglikemia), gula darah tinggi (hiperglikemia atau diabetes) atau jumlah sel darah merah yang rendah (anemia).
Ketiga kondisi tersebut semuanya dapat menyebabkan penurunan tekanan darah.
Elektrokardiogram adalah tes untuk mengukur aktivitas listrik jantung.
Selama menjalani prosedur medis ini, dada serta lengan atau kaki pasien dipasangi sensor elektroda. Kabel yang terpasang pada sensor terhubung ke mesin yang menampilkan hasil.
EKG menunjukkan seberapa cepat atau lambat jantung berdetak. Tes ini dapat digunakan untuk mendiagnosis risiko serangan jantung atau riwayat serangan jantung.
Tes kemiringan tegak lurus atau tilt table test dapat mengevaluasi bagaimana tubuh bereaksi terhadap perubahan posisi.
Dalam tes ini, pasien berbaring di atas meja yang dimiringkan untuk mengangkat bagian atas tubuh, meniru gerakan dari posisi horizontal ke posisi berdiri.
Denyut jantung dan tekanan darah pasien dipantau selama tes.
Baca juga: 11 Penyebab Tekanan Darah Rendah dan Gejalanya
Tekanan darah rendah tanpa gejala atau dengan gejala ringan jarang membutuhkan pengobatan.
Jika tekanan darah rendah memicu gejala tertentu, pengobatan dilakukan tergantung dari penyebabnya.