KOMPAS.com - Bukan lagi rahasia jika perut buncit memiliki sejumlah risiko buruk pada kesehatan.
Tumpukan lemak di perut atau biasa disebut lemak visceral merupakan salah satu jenis lemak yang cukup berbahaya.
Lemak yang membuat ukuran perut membesar itu mengelilingi organ bagian dalam termasuk hati dan usus.
Namun sayangnya menurut Jamie Harper MD, spesialis pengobatan obesitas yang berbasis di Amerika Serikat, tidak semua orang memahami bahaya perut buncit.
Padahal jika kondisi tersebut tidak segera ditangani maka dampaknya bisa berkontribusi terhadap peradangan hingga resistensi insulin.
Baca juga: 7 Cara Mudah Mengecilkan Perut Buncit Tanpa Olahraga
Melansir laman Livestrong, para ahli telah mempelajari sejumlah bahaya perut buncit bagi kesehatan. Mulai dari risiko diabetes, sampai kanker.
Berikut pemaparan selengkapnya.
Menurut penelitian yang diterbitkan pada tahun 2017 di Journal of American Medical Association, perut buncit memiliki keterkaitan dengan masalah diabetes tipe 2.
Salah satu alasannya disebabkan oleh lemak visceral tersebut dapat memicu produksi sitokin, yang merupakan sejenis sistem kekebalan tubuh yang membuat sel menjadi kurang sensitif terhadap efek insulin yang mengatur gula darah.
Sitokin yang diproduksi oleh lemak visceral tidak cuma memengaruhi kadar insulin. Tetapi juga memengaruhi kemampuan sel tubuh untuk mengatur tekanan darah.
Di antara banyak penelitian yang mengaitkan lemak perut dan tekanan darah tersebut telah terbukti melalui penelitian yang diterbitkan di jurnal Heart pada tahun 2017.
Pada studi tersebut para peneliti mengumpulkan data dari 10.000 orang dewasa di China selama enam tahun.
Hasil penelitiannya ditemukan bahwa 5 persen dari peningkatan lingkar perut dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi sebesar 34 persen untuk pria, dan 28 persen pada wanita.
Baca juga: Tips untuk Pria Atasi Lemak Perut yang Berlebih
Faktor risiko ini masih berkaitan dengan tekanan darah tinggi yang kemudian berdampak pada serangan jantung.