Menurut Harvard Health Publishing, lemak di perut dapat memompa asam lemak yang memberikan sinyal pada hati untuk lebih banyak memproduksi lemak dan kolesterol jahat.
Selain studi tersebut, pada studi besar di Journal of American Heart Association pada tahun 2018 juga menemukan bahwa orang dewasa yang memiliki kelebihan berat badan, terutama yang berasal dari beban perut lebih mungkin mengalami serangan jantung daripada yang tidak.
Ketika ukuran lingkar perut tidak segera ditangani, maka risiko serangan jantung lanjutan juga lebih mungkin terjadi.
Berdasarkan penelitian di European Journal of Preventive Cardiology pada tahun 2020, orang yang memiliki perut buncit berisiko mengalami serangan jantung berulang.
Bahkan ketika seseorang telah menjalani terapi untuk mengurangi faktor risiko lain, seperti tekanan darah tinggi dan gula darah.
Sejumlah penelitian telah menemukan hubungan antara ukuran perut yang besar dan risiko asma, bahkan pada orang yang memiliki berat badan normal secara keseluruhan.
European Respiratory Journal menyebutkan bahwa tingkat peradangan tinggi dapat mengakibatkan risiko asma.
Pasalnya, kelebihan lemak di rongga perut bisa mempersulit paru-paru untuk mendapatkan oksigen sebanyak yang dibutuhkan.
Lemak di perut memiliki kaitan dengan risiko kanker tertentu. Salah satu studi dari European Journal of Cancer pada tahun 2016 menyebutkan bahwa wanita yang lingkar pinggang dan pinggulnya berukuran besar lebih mungkin terkena kanker payudara daripada wanita dengan pinggang kecil.
Sementara pada jurnal yang lain seperti diterbitkan oleh PLOS One, terlalu banyak tumpukan lemak di perut juga dapat melipatgandakan risiko kanker kolorektal.
Baca juga: Harus Tahu, Begini Diet Sehat untuk Enyahkan Perut Buncit
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.