KOMPAS.com - Perselingkuhan selalu menjadi momok menakutkan bagi setiap keluarga.
Perbuatan yang melanggar komitmen semacam ini kerap berakhir dengan perpisahan, atau bahkan tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Namun uniknya, kategori perselingkuhan akan berbeda-beda bagi tiap orang, -meski tentu saja ada patokan "universal" untuk kasus yang sedemikian lugas.
Penilaian yang berbeda itu -salah satunya, muncul bersamaan dengan kemajuan teknologi semakin membuka kesempatan untuk berselingkuh secara "maya".
Entah melalui direct messaging (DM) di media sosial, serta aplikasi percakapan macam WhatsApp dan Telegram -misalnya.
Lantas, dalam batasan apa sebuah percakapan bisa dikategorikan selingkuh, dan apa yang tidak?
Nah, di sinilah jawaban subjektif akan muncul.
Hal ini amat tergantung pada tingkat kenyamanan masing-masing orang dalam berhubungan.
Baca juga: Ramai Isu Selingkuh, Tak Perlu Overthinking soal Hubungan Sendiri
Huffington Post pernah melakukan survei terhadap 1.000 orang dewasa di Amerika Serikat mengenai apa yang mereka anggap sebagai perilaku selingkuh.
Survei tersebut menghasilkan beberapa temuan, sebagai berikut:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.