Pelelangan yang digelar selama empat hari itu menampilkan berbagai barang-barang vintage yang cukup banyak diminati.
Menurut Brit Eaton, kolektor denim vintage yang menggelar pelelangan itu, penemuan celana jeans ini merupakan salah satu momen terbaik baginya.
"Saya telah melakukan bisnis ini selama 25 tahun. Jeans vintage rata-rata hanya dijual 100 dollar AS saja."
"Menemukan celana jeans yang satu ini merupakan sesuatu yang berharga dalam hidup saya," kata dia.
Eaton mengatakan, awalnya dia tidak ingin menjual celana jeans tersebut. Namun, karena sangat langka, akhirnya dia melelang celana tersebut dengan harga tinggi.
Lebih lanjut, CNN melaporkan, Stevenson sudah merencanakan bahwa celana jins ini untuk dijual kembali.
Namun, Kylie Hunter tampaknya lebih suka jika celana jeans tersebut dipajang di museum Smithsonian atau Metropolitan Meseum of Art.
Sampai ada keputusan lebih lanjut tentang rencana mereka, celana jeans Levi's dari abad ke-19 ini bakal disimpan di galeri denim milik Stevenson di Los Angeles.
Siapa pun yang tertarik melihatnya, bisa mengatur jadwal dan janji bertemu dengan Steven.
Baca juga: Ketahui Jenis Celana Jeans dari Proses Produksi, Warna, dan Bentuknya
Celana yang diyakini sebagai jeans Levi's tertua di era tersebut memiliki pesan langka bernada rasis yang tercetak di bagian dalam saku dengan label bertuliskan "satu-satunya jeans yang dibuat oleh Buruh Putih".
Slogan bernada rasis itu digunakan merek tersebut selama periode praktik diskriminasi anti-China pada tahun 1882.
Menurut The Wall Street Journal, perusahaan Levi's menggunakan slogan ini setelah AS melarang pekerja China memasuki AS di tahun 1882 melalui adanya UU Pengecualian China di periode tersebut.
Kemudian juru bicara Levi's mengatakan bahwa mereka membatalkan kebijakan dan penggunaan slogan ini di tahun 1890-an.
Baca juga: 6 Trik Mudah untuk Meregangkan dan Mengecilkan Celana Jins