Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Alasan Kenapa Korban KDRT Masih Mau Pertahankan Rumah Tangganya

Kompas.com - 14/10/2022, 19:27 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Cinta membuat pasangan yang dianiaya setelah menikah tetap kembali ke pelukan pelaku KDRT kendati pernah dianiaya.

Walau sulit dipahami, penelitian menunjukkan korban KDRT menjadi frustrasi karena cinta, perhatian, dan kepeduliannya terhadap pelaku.

Hal tersebut membuat mereka terjerat dengan pasangan hidup yang pernah melakukan kekerasan dalam rumah tangga.

Di sisi lain, penelitian yang dipublikasikan di Journal of Interpersonal Violence mendapati temuan menarik.

Penelitian mengatakan bahwa kemauan korban KDRT untuk memaafkan berasal dari keinginannya untuk mempertahankan rumah tangga.

Rumah tangga dipandang korban KDRT sebagai tujuan hidup mereka bahkan mereka berani mengorbankan keselamatannya sendiri.

Meski terbuka ruang maaf dari korban KDRT, sayangnya pelaku KDRT memanfaatkan perasaan peduli dan perhatian korbannya.

Mereka memanfaatkan itu untuk mencegah korban KDRT pergi, bahkan mengancam untuk menyakiti atau bunuh diri jika mereka melakukannya.

Baca juga: Lesti Laporkan KDRT, Ini Jenis Kekerasan yang Bisa Dilakukan Pasangan

3. Stigma dan rasa malu

Tak bisa dimungkiri bahwa kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga di setiap masyarakat berkaitan dengan budaya.

Banyak korban KDRT merasa malu karena mengalami penganiayaan menurut peneliti asal University of Bristol, Alison Gregory.

Ia menjelaskan bahwa korban KDRT kemungkinan merasa takut bahwa keputusan cerai menyulut komentar miring dari orang lain.

Kekhawatiran itu dapat mengalahkan realita yang sebenarnya bahwa merekalah yang sebenarnya disakiti.

Di sisi lain, korban KDRT tidak ingin mengecewakan orangtuanya apabila mengambil keputusan untuk cerai.

Sama halnya, mengakhiri rumah tangga yang tidak sehat berarti korban KDRT dihadapkan dengan pengalaman mereka sendiri.

Mereka kemungkinan merasa takut harus merasakan pengalaman seperti itu.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com