Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pangan Sedunia, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Kompas.com - 16/10/2022, 15:27 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Hari Pangan Sedunia tahun ini menyerukan pada semua orang mengambil tindakan dan menumbuhkan solidaritas global untuk melakukan transformasi pada sistem pertanian-pangan, mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, mengatasi ketidaksetaraan, meningkatkan ketangguhan dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Ini sesuai dengan tema Hari Pangan yakni: “Jangan tinggalkan satu orang pun: Produksi yang lebih baik, nutrisi yang lebih baik, lingkungan yang lebih laik, dan kehidupan yang lebih baik”.

Tema ini lahir karena dunia menghadapi tantangan ketahanan pangan yang besar akibat dari konflik, krisis ekonomi, darurat iklim, degradasi lingkungan, dan dampak lanjutan dari Covid-19.

Harga pangan telah melonjak ke rekor tertinggi tahun ini; pupuk menjadi terlalu mahal bagi banyak petani, dan jumlah orang yang menghadapi kerawanan pangan terus meningkat. Dan seperti yang kita lihat sebelumnya, yang paling terpukul adalah mereka yang paling miskin.

“Kenaikan harga pangan mempengaruhi kita semua, tetapi dampaknya paling dirasakan oleh mereka yang rentan dan oleh negara-negara yang sudah mengalami krisis pangan”, kata Rajendra Aryal Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Leste.

Saat ini 3,1 miliar orang di seluruh dunia masih tidak mampu membeli makanan yang sehat. Kelaparan terus meningkat. Ini mempengaruhi 828 juta orang pada tahun 2021 – meningkat sekitar 46 juta orang sejak 2020 dan 150 juta sejak 2019.

Hanya dalam dua tahun, jumlah orang yang rawan pangan telah meningkat dari 135 juta (2019) menjadi 193 juta (2021), dan 2022 kemungkinan akan terbukti lebih buruk.

Sekitar 970.000 orang diperkirakan akan hidup dalam kondisi kelaparan di lima negara (Afghanistan, Ethiopia, Somalia, Sudan Selatan dan Yaman) – sepuluh kali lebih banyak dari enam tahun lalu ketika hanya dua negara yang masyarakatnya menghadapi kondisi serupa.

Peternak nomaden bebek di Purbalingga FAO/Sadewa Peternak nomaden bebek di Purbalingga
Kita harus selalu ingat bahwa setidaknya dua dari setiap tiga orang yang mengalami kelaparan ekstrem adalah produsen makanan skala kecil dari daerah pedesaan, yang membutuhkan dukungan kita untuk membantu mewujudkan transformasi sistem pertanian- pangan.

Lalu apa yang bisa kita lakukan?

Menurut FAO, kita harus menghormati planet kita. Kita perlu mengambil tindakan untuk solidaritas global dalam memastikan tidak ada yang tertinggal, dengan terus bertindak, berbicara, mempengaruhi para pembuat keputusan.

Langkah paling sederhana adalah, kita harus mengurangi sampah makanan, makan makanan bergizi, memilih makanan musiman dan produksi lokal, serta merawat sumber daya alam seperti tanah dan air.

Masih bingung bagaimana cara mengurangi sampah makanan? Cobalah meal plan atau merencanakan makanan. Dengan adanya rencana, kita tidak akan membeli bahan makanan secara berlebihan yang berpotensi terbuang.

Meal plan juga memungkinkan kita hidup lebih sehat karena secara sadar makan apa yang kita ingin makan, bukan karena lapar lalu asal memesan makanan.

Lalu membeli makanan lokal tentu akan membantu petani setempat, sekaligus mengurangi pencemaran akibat transportasi yang diperlukan untuk mengirim bahan makanan. Mudah kan?

Baca juga: Langkah Kecil dari Rumah untuk Mencegah Krisis Pangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com