Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak, Saran IDAI untuk Orangtua terkait Gangguan Ginjal Akut Misterius pada Anak

Kompas.com - 18/10/2022, 17:41 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Kasus gangguan ginjal akut anak yang terjadi di Indonesia membuat para orangtua cemas.

Pemerintah masih terus melakukan investigasi terhadap penyakit ini namun penyebabnya belum juga ditemukan.

Ketua Pengurus Pusat IDAI, dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengakui penyakit ini cukup mengkhawatirkan karena perburukannya yang cepat.

"Awalnya tidak ada keluhan apa-apa lalu tidak bisa kencing sama sekali,..yang kita hadapi sekarang pada anak yang ginjalnya tidak ada masalah sebelumnya, semua normal," jelasnya, dalam live Instagram Ikatan Dokter Indonesia (IDI), hari ini.

Baca juga: Waspada Gagal Ginjal Akut Misterius Anak, Orangtua Wajib Pahami Ini

Meski demikian, ia meminta para orangtua untuk tidak panik dan tetap waspada memantau kondisi kesehatan anaknya.

Khususnya jika muncul gejala gangguan ginjal akut ini seperti batuk, pilek, muntah, diare, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), dan berkurang frekuensi kencingnya.

Langkah kewaspadaan untuk gangguan ginjal akut misterius anak

Dokter Piprim mengatakan ada sejumlah langkah kewaspadaan yang bisa dilakukan oleh para orangtua sembari menunggu informasi soal penyakit ini lebih detail.

Pertama adalah menghindari obat batuk atau paracetamol sirup untuk buah hatinya.

Alasannya, pemerintah masih meneliti kaitan gangguan gagal ginjal akut misterius di Indonesia dengan kasus keracunan etilen glikol yang terjadi di Gambia.

Di negara Afrika itu, puluhan anak mengalami gagal ginjal akibat konsumsi obat parasetamol sirup yang mengandung senyawa tersebut.

Baca juga: Fakta soal Sirup Obat Batuk yang Diduga Sebabkan Gagal Ginjal Akut hingga Kematian 66 Anak di Gambia

"Apakah parasetamol atau obat pilek yang kemudian di situ ada campuran etilen glikol. Kita sedang dalam investigasi, mudah-mudahan bisa dikeluarkan oleh Kemenkes hasilnya. Sementara ini, hindari konsumsi obat-obatan seperti itu." ujar pakar kesehatan anak yang berpengalaman lebih dari 25 tahun ini.

Ditambahkan jika anak yang menderita batuk, pilek dan keluhan selesma sebenarnya tidak membutuhkan asupan obat macam-macam.

Solusi konservatif yang terbaik adalah memperbanyak istirahat, tidur dan mencukup kebutuhan cairan anak.

Ilustrasi batuk pada anak yang bisa menjadi gejala bronkiolitis.Thinkstock Ilustrasi batuk pada anak yang bisa menjadi gejala bronkiolitis.
Pengecualian berlaku untuk anak yang memang menderita asma, pneumonia dan menderita keluhan sesak yang memang butuh bantuan obat tertentu.

Selain itu, orangtua juga dianjurkan memerhatikan kebiasaan kencing anak untuk mengenali adanya masalah pada kerja ginjalnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com