Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup Bersih dan Sehat Tekan Risiko Gagal Ginjal pada Anak

Kompas.com - 20/10/2022, 12:48 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus gagal ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak di Indonesia semakin bertambah.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun mencatat jumlah penderita gangguan ginjal akut misterius telah mencapai 206 kasus yang tersebar di 20 provinsi di Indonesia.

Meski penyebab pastinya belum juga diketahui, namun ada dugaan bahwa hal tersebut diakibatkan oleh keracunan (intoksikasi) senyawa etilen glikol yang terdapat di dalam obat parasetamol sirup.

Baca juga: Waspada Gagal Ginjal Akut, Seberapa Sering Anak Seharusnya Kencing dalam Sehari?

Sementara itu, dugaan penyebab lainnya adalah karena Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) atau sindrom peradangan multisistem pasca Covid-19 dan infeksi virus.

Menekan risiko dengan PHBS

Selain menghindari pengonsumsian parasetamol sirup untuk sementara waktu, Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, Dr Prima Yosephine, MKM, juga menyarankan orangtua tetap menerapkan kebiasaan hidup bersih dan sehat (PHBS) kepada anak-anak.

"Penyakit itu kan ada berbagai macam. Harus dilihat apakah ada virus, bakteri, organik lain, atau ada zat-zat pemicu yang dapat menyebabkan penyakit bisa terjadi."

Demikian kata Prima saat acara peluncuran Kampanye Indonesia Sehat Berseri bersama SoKlin Antisep di Jakarta, Rabu (19/10/2022) kemarin.

"Tapi, yang namanya pencegahan penyakit itu semua bisa bermula dari PHBS. Sebab, PHBS merupakan pencegahan dasar yang lebih generik," sambung dia.

Prima pun menganjurkan orangtua untuk menciptakan lingkungan rumah yang bersih dan sehat, serta makanan yang dikonsumsi oleh anak juga tidak boleh sembarangan.

"Banyak orangtua masih memberikan anak camilan tidak sehat yang di dalamnya banyak mengandung MSG. Itu tentu saja akan memperberat ginjal anak," kata dia.

Baca juga: Waspada Gagal Ginjal Akut Misterius Anak, Orangtua Wajib Pahami Ini

"Di samping, itu, kalau anak sakit, orangtua juga masih enggan membawanya ke dokter dan diobati sendiri."

"Jadi, mereka bebas sekali memberikan obat-obatan yang sangat berbahaya bagi ginjal anak."

"Apalagi kasusnya yang terkena kan paling banyak anak. Mungkin waktu masih bayi banget, ginjalnya masih perkembangan ya belum terlalu sempurna itu sudah dikasih obat paracetamol tanpa dosis yang jelas jadi memperberat ginjal," ungkap dia.

Belajar dari kasus gagal ginjal misterius ini, Prima pun mengingatkan para orangtua untuk benar-benar bisa menerapkan PHBS secara menyeluruh atau komprehensif.

"Tidak cukup hanya sekadar hidup bersih dengan mencuci tangan," ujarnya.

Baca juga: Tips Menurunkan Demam Anak Tanpa Harus Minum Obat Sirup

"Tapi juga harus memerhatikan konsumsi makanan dan obat-obatan. Karena ginjal kan berfungsi melakukan penyaringan, kalau masuknya sembarangan ya kerjanya akan berat, sama seperti filter lainnya," tutur Prima.

Selain itu, bagi para orangtua juga diimbau untuk memberikan imunisasi sesuai kebutuhan anak untuk mencegah penyakit-penyakit lainnya yang berbahaya seperti difteri, campak, hingga rubella.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com