Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta Wamil Korea Selatan yang Bakal Dijalani BTS

Kompas.com - 21/10/2022, 21:13 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penggemar BTS, ARMY, sepertinya harus bersabar selama beberapa tahun lantaran idola mereka akan menjalani wajib militer (wamil).

Boyband yang dinaungi Hybe -sebelumnya bernama Bighit Entertainment- sebenarnya sudah ditunda dari kewajiban wamil pada tahun 2020 yang lalu.

Ditundanya BTS dari kewajiban itu dikarenakan Parlemen Korea Selatan (Korsel) mengesahkan UU terbaru yang mengatur penundaan wamil.

UU yang baru memberi kesempatan bagi bintang K-Pop pria yang mendapat pengakuan secara global untuk melakukan penundaan wamil.

Namun, penundaan wamil hanya berlaku hingga usia mereka menginjak 30 tahun dan harus mendapat persetujuan dari Menteri Kebudayaan Korsel.

Baca juga: BTS, Grup K-Pop Paling Sering Dibicarakan di Twitter, Indonesia Penyumbang Terbesar

Fakta menarik wamil di Korsel

Diumumkannya rencana BTS untuk menjalani wamil membuat perhatian pecinta K-Pop -terutama ARMY- langsung terarah ke Korsel.

Terlebih, Komisaris Administrasi Tenaga Kerja Militer Korsel, Lee Ki Sik, sempat mengutarakan sebuah pernyataan.

Ia mengatakan, BTS yang digawangi RM, dkk tidak dilepaskan dari kewajiban wamil untuk memastikan keadilan dalam sistem.

Beberapa hari sebelum Lee Ki Sik buka suara, Menteri Pertahanan Korsel, Lee Jong-sup, juga mengungkapkan kemungkinan BTS menjalani wamil.

Karena wamil selama beberapa hari ke belakang ramai dibicarakan warganet, ada beberapa fakta menarik di baliknya. Apa saja?

1. Korsel masih berperang dengan Korea Utara

Wamil tetap diprogramkan di Korsel karena Negeri Ginseng secara teknis masih berperang dengan tetangganya, Korea Utara (Korut).

Pasalnya, Perang Korea yang berakhir pada 17 Juli 1953 berakhir dengan gencatan senjata -penghentian perang sementara waktu.

Itu artinya belum ada deklarasi resmi untuk mengakhiri perang yang ditandatangani Korsel dengan Korut.

Pada Desember 2021, Moon Jae-in yang saat itu masih menjabat Presiden Korsel mengutarakan rencana negaranya mengakhiri perang dengan Korut.

Bahkan, rencana tersebut mendapat dukungan dari masing-masing sekutu Korsel dan Korut, yakni Amerika Serikat (AS) dan China.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com