KOMPAS.com - Banyak sekolah bisnis ternama dunia, termasuk Stanford dan Harvard, menekankan pentingnya mindfulness dalam bisnis.
Hal ini mungkin agak mengherankan bagi kita karena sepintas tidak ada kaitannya sama sekali.
Faktanya, bukti menunjukkan, mencurahkan perhatian penuh dengan bermeditasi baik untuk para pemimpin, kesuksesan pekerjaan dan budaya perusahaan.
Baca juga: 4 Teknik Mindfulness yang Layak untuk Dicoba
"Kebanyakan lulusan sekolah bisnis mencapai apa yang sering disebut sukses dalam hal posisi, karier, peluang, dan tingkat pendapatan mereka," jelas Scott Galloway, profesor di NYU Stern School of Business.
"Namun saya percaya ada perbedaan besar antara kesuksesan dan kebahagiaan, dan tidak ada korelasi sempurna antara kesuksesan dan kebahagiaan."
Bart Mendel, pendiri dan Chief Meditation Officer di Mindworks berpendapat sebagian eksekutif dan pengusaha paling makmur yang ditemuinya tidak terpenuhi dalam hal kehidupan pribadi mereka.
Dia mengingatkan pentingnya mengembangkan kesejahteraan (well being) untuk diri sendiri dan orang lain.
"Ketika kita bisa menginformasikan kesuksesan kita dengan kesejahteraan, itu mengubah segalanya," papar Mendel.
"Kita mulai melihat setiap aspek kehidupan sebagai benang yang terjalin. Bagaimana saya memberikan manfaat bagi diri saya dan orang lain di setiap situasi?"
"Dengan pandangan manfaat ini, kesuksesan lebih cenderung kepada sebuah proses daripada tujuan," lanjutnya.
Baca juga: Kurangi Stres dan Cemas Kerja dengan Mindfulness
Tinjauan mengenai peningkatan kualitas kepemimpinan dari latihan mindfulness di tempat kerja atau workplace mindfulness training (WMT) dijelaskan dalam sebuah artikel pada tahun 2019.
Artikel itu berjudul "Mindful Leader Development: How Leaders Experience the Effects of Mindfulness Training on Leader Capabilities", yang dimuat dalam jurnal Frontiers in Psychology.
Para penulis mengambil referensi dari berbagai studi dan melaporkan hasil eksperimen latihan mindfulness di tempat kerja yang mereka adakan.
Hasil menarik ditemukan karena tidak ada satu pun dari peserta dalam latihan 10 minggu itu yang mengalami efek samping.
Peneliti mencatat beberapa kualitas yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, termasuk kesadaran diri dan kemampuan mengatur dan mengelola emosi (baik diri sendiri maupun orang lain).
Sebab, menurut para peneliti, perilaku pemimpin cenderung memengaruhi suasana tempat kerja.
Baca juga: Mindfulness, Kiat Tetap Asyik di Tengah Lingkungan Kerja yang Toxic
Setiap tindakan dari pemimpin atau atasan bisa berdampak besar terhadap kepuasan kerja dan kesejahteraan umum karyawan dan orang-orang di sekitar mereka.
Temuan tersebut juga menjelaskan, kualitas kepemimpinan secara alami meningkat setelah bermeditasi penuh perhatian.
"Hasil kami menunjukkan para pemimpin meningkatkan tiga kapasitas kepemimpinan diri: manajemen tugas yang penuh perhatian, perawatan diri dan refleksi diri," tulis para peneliti.
Adapun dua kapasitas kepemimpinan yang meningkat setelah mempraktikkan mindfulness, yaitu berhubungan dengan orang lain dan beradaptasi dengan perubahan.
Bagian otak pertama, korteks singulata anterior --yang berhubungan dengan pengaturan diri (self-regulation)-- terbukti menjadi lebih aktif pada peserta yang bermeditasi dibandingkan peserta yang tidak melakukannya.
Bagian otak ini juga terkait dengan pembelajaran dari keberhasilan dan kegagalan masa lalu dan mengambil kesimpulan pada situasi yang baru.
Sementara itu, wilayah otak lain yang terbukti mendapatkan manfaat positif dari meditasi adalah hippokampus.
Baca juga: Serupa tapi Tak Sama, Ini Beda Meditasi dan Mindfulness
Kondisi hippokampus yang sehat akan membantu mengelola stres dan meningkatkan ketahanan (resilience).
Salah satu cara menjaga kesehatan bagian otak ini adalah dengan bermeditasi.
"Mindfulness seharusnya tidak lagi hanya dianggap bagus untuk dimiliki para eksekutif. Ini 'harus dimiliki'," catat para peneliti.
"Mindfulness merupakan cara untuk menjaga otak kita tetap sehat, mendukung pengaturan diri dan kemampuan pengambilan keputusan yang efektif, serta melindungi kita dari stres yang beracun."
Artikel lain bertajuk Mindfulness Can Help Unlock Your Company's Collective Intelligence meneliti bagaimana meditasi bisa berdampak positif bagi budaya perusahaan.
Para penulis menemukan, beristirahat dengan penuh perhatian dalam durasi singkat antara 7-8 menit dapat meningkatkan empati dan kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi rekan kerja.
Kedua hal tersebut berkontribusi pada kecerdasan kolektif, dan pada akhirnya menciptakan lingkungan kerja yang positif dan efektif.
Baca juga: 6 Tanda Lingkungan Kerja Toxic yang Bikin Tidak Produktif
Dengan meningkatkan kesadaran diri dan empati, mindfulness memberikan efek positif pada dua area yang secara langsung mempromosikan kecerdasan kolektif, yaitu:
Anggota tim yang mempraktikkan mindfulness adalah pendengar yang lebih baik dan dapat bereaksi dengan cara yang cerdas ketika timbul ketegangan atau ketidaksepakatan.
Gaya interaksi mereka mendorong anggota tim lain untuk berbicara dan berpartisipasi dalam proses kreatif dan memungkinkan mereka untuk mengintegrasikan gaya kognitif yang beragam.
Baca juga: Rekan Kerja Menyebalkan? Begini Cara Menghadapinya
Latihan mindfulness membantu pemimpin meningkatkan kemampuan mereka untuk merefleksikan diri.
Mindfulness juga dikaitkan dengan kapasitas kepemimpinan yang penting seperti fleksibilitas, keaslian, dan kerendahan hati.
Baca juga: 8 Tanda Kamu Punya Atasan Baru yang Toxic
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.