Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Cara Meningkatkan Kekebalan Tubuh Anak agar Tak Mudah Sakit

Kompas.com - 29/10/2022, 10:30 WIB
Anya Dellanita,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

Sumber Parents

Untuk itu, sebaiknya berikan ASI ekslusif hingga bayi berusia enam bulan, atau setidaknya dua hingga tiga bulan pertama guna menambah kekebalan tubuh bayi.

Berolahraga bersama anak

Menurut ahli imunologi anak Ranjit Chandra, M.D., penelitian menunjukkan bahwa olahraga dapat meningkatkan jumlah sel pembunuh alami pada anak dan orang dewasa.

Untuk itu, biasakan agar anak berolahraga sejak kecil dan jadilah panutan yang baik.

Misalnya, mengajak anak bersepeda, hiking, atau bermain basket bersama.

Baca juga: Jenis Olahraga Anak Sesuai Usia dan Perkembangannya

Jaga anak dari penyebaran virus, bakteri dan kuman

Meski tidak dapat meningkatkan kekebalan tubuh secara langsung, mengurangi paparan kuman tentu akan sangat bermanfaat.

Untuk itu, kita bisa membuat anak melakukam beberapa kebiasaan sehat untuk mengurangi penyebaran virus, bakteri, dan luman. Misalnya saja, kebiasaan dan aktifitas berikut:

  • Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, setelah bermain di luar rumah, memegang hewan peliharaan, ,membuang ingus, dan pulang ke rumah dari penitipan anak atau sekolah
  • Membawa dan menggunakan tisu basah sekali pakai setiap keluar rumah
  • Ajak anak memilih handuk tangan dan sabun cuci tangan yang disukainya untuk mendorongnya terbiasa mencuci tangan di rumah
  • Gunakan dispenser sabun cuci tangan otomatis agar anak semakin tertarik
  • Sering mengganti sikat gigi untuk mencegah penyebaran virus dan bakteri di dalam rumah
  • Memakai masker

Baca juga: 5 Kebiasaan Sarapan yang Buruk bagi Kekebalan Tubuh

Mencegah anak jadi perokok pasif

Menurut ahli epidemiologi dari Office on Smoking and Health di Centers for Disease Control and Prevention di Atlanta, Beverly Kingsley, Ph.D., asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia berbahaya yang dapat mengiritasi atau membunuh sel-sel dalam tubuh.

Anak yang menjadi perokok pasif pun lebih rentan terpapar efek buruk karena mereka bernapas lebih cepat dan sistem detoksifikasi alaminya belum berkembang sempurna.

Rokok elektrik juga sama berbahayanya bagi anak sebab dapat melepaskan zat karsinogen seperti nitrosamin.

Jika tidak bisa berhenti total, setidaknya kurangi risiko membuat anak menjadi perokok pasif dengan merokok di luar ruangan.

Baca juga: Orangtua Wajib Tahu, Bahaya Rokok Elektrik yang Mengintai Anak

Jangan memaksa dokter anak meresepkan antibiotik

Jangan memaksa dokter anak untuk selalu meresepkan antibiotik karena kandungan ini hanya mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri.

Sebaliknya, mayoritas penyakit anak disebabkan oleh virus sehingga pemberian antibiotik akan sia-sia.

Jadi, akan lebih baik jika menanyakan pada dokter apakah anak membutuhkan antibiotik atau tidak saat memeriksakannya.

Baca juga: Tak Perlu Paracetamol, Ini 7 Obat Batuk Alami untuk Anak

Vaksinasi

Pastikan vaksinasi anak tetap diperbarui agar kekebalan tubuh mereka terjaga.

Jika khawatir dengan dampak dan kandungannya, tanyakan saja ke dokter anak yang kita percayai tentang vaksin tersebut.

Baca juga: Tips Kurangi Nyeri Setelah Suntik Vaksin pada Anak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com