Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penting Dipahami, 8 Tips Aman Saat Terjebak Kerumunan

Kompas.com - Diperbarui 06/11/2022, 06:44 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Tragedi Itaewon dan kasus sejumlah konser belakangan memberikan pelajaran pentingnya lebih berhati-hati saat berada di dalam kerumunan.

Perayaan Halloween yang seharusnya penuh sukacita berubah menjadi duka karena 150 orang meninggal dunia.

Mereka tewas akibat berdesakan, terinjak-injak dan kehabisan napas sehingga mengalami henti jantung.

Baca juga: Cekal Berdendang & Bergoyang hingga Tragedi Itaewon

Di Indonesia, Festival musik "Berdendang Bergoyang" di Istora Senayan juga mengalami hal nyaris serupa.

Jumlah pengunjung jauh melebihi kapasitas sehingga terjadi kerumuman massal yang membahayakan sampai akhirnya acara dibubarkan paksa aparat.

Tips aman kala terjebak di kerumunan

Kerumunan orang bisa menjadi kondisi yang berbahaya, sebagaimana yang terjadi di tragedi Itaewon maupun Kanjuruhan lalu.

Kombinasi situasi yang tidak ideal dan kepanikan massal bisa mengancam jiwa kita jika tidak ditangani dengan tepat.

Mehdi Moussaïd, seorang ilmuwan peneliti di Berlin yang mempelajari perilaku kerumunan mengakui tidak banyak cara pencegahan yang dibagikan kepada masyarakat luas ketika menghadapi kondisi demikian.

"Sebagian besar waktu yang kami lakukan adalah memberikan saran kepada penyelenggara," katanya.

Baca juga: Mengapa Kerumunan Massa Dapat Berujung Maut?

Untuk itu, ada beberapa tips yang dibagikannya agar kita tetap aman ketika berada di kerumunan:

Perhatikan tanda bahaya

Mehdi menilai biasanya kondisinya sudah nyaris terlambat untuk bertindak ketika kita merasakan situasi mulai tidak kondusif di keramaian.

"Hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah mencoba untuk tidak menempatkan diri Anda dalam situasi kritis ini," katanya.

Namun kita dianjurkan untuk lebih waspada dan mengenali berbagai tanda bahaya, termasuk ketika kerumunan menjadi semakin padat.

Tinggalkan segera

Tinggalkan lokasi sesegera mungkin ketika kita mulai merasa tidak nyaman meskipun mungkin masih terasa ada ruang dan kebebasan untuk bergerak.

Kondisi ini menandakan kerumunan sudah menjadi terlalu padat namun kerapkali diabaikan banyak orang.

Utamakan keselamatan diri dengan segera pergi mencari tempat yang aman.

Baca juga: Apa Itu Henti Jantung? Diduga Penyebab Korban Tewas Tragedi Halloween Itaewon

Tetap berdiri

Polisi menghentikan penyelenggaraan festival musik Berdendang Bergoyang dengan alasan kelebihan kapasitas penonton dan tak lengkapnya fasilitas kesehatan di venue acara yang diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (29/10/2022). Dok. Humas Polres Metro Jakarta Pusat Polisi menghentikan penyelenggaraan festival musik Berdendang Bergoyang dengan alasan kelebihan kapasitas penonton dan tak lengkapnya fasilitas kesehatan di venue acara yang diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (29/10/2022).
Usahakan untuk tetap berdiri karena jika kita terjatuh maka akan sulit untuk bangkit kembali di keramaian yang terlalu banyak orang.

Bukan hanya untuk keamanan diri sendiri namun juga demi orang lain.

Ketika jatuh, kita bisa menjadi menimpa orang lain sehingga menciptakan reaksi berantai, efek bola salju yang bisa berbahaya.

Pastikan tidak ada barang yang diletakkan di lantai agar tidak menghalani pergerakan kita maupun orang lain.

Sediakan cukup ruang di sekitar dada

Kekurangan oksigen sering kali menjadi penyebab kematian di kerumunan.

Untuk menghindari ini, pastikan paru-paru bisa tetap bernapas lega dengan memberikan cukup ruang di sekitar dada.

Letakkan tangan tepat di depan dada dan tahan dalam posisi tersebut agar bisa tetap bernapas, meski hanya setengah atau 1 sentimeter.

Kondisi ini mungkin tidak akan nyaman dan menyesakkan namun bisa membantu menjaga keselamatan kita.

Baca juga: Belajar dari Tragedi Itaewon, Ini Cara CPR untuk Pertolongan Pertama Henti Jantung

Jangan mendorong

Reaksi berantai adalah salah satu sifat utama keramaian sehingga kita dianjurkan untuk tidak mendorong orang lain demi mendapatkan ruang.

Tindakan ini hanya akan memicu reaksi serupa, yang lebih kuat, dan membuat kondisi semakin buruk.

Sebaliknya, cobalah bertahan dengan mengikuti arus pergerakan massa dan tidak menambah tekanan dalam kerumunan.

Baca juga: Kronologi Petaka Festival Astroworld yang Dibintangi Travis Scott

Di saat-saat terburuk, kita mungkin akan mengalami beberapa gelombang dorong sekaligus yang disebut turbulensi massa.

Dalam momen seperti ini, pastikan tidak berada di titik dua gelombang massa bersilangan karena bisa sangat berbahaya akibat tekanan datang dari arah yang berlawanan.

Hindari dinding dan benda padat

Hindari dinding, benda padat atau hal lain yang bisa merintangi tubuh kita di kerumunan.

Ketika gelombang massa di kerumunan tidak terkontrol, ini bisa menjadi hantaman untuk tubuh dan berbahaya.

Belajar mendeteksi kepadatan kerumunan

Ilustrasi konsershutterstock Ilustrasi konser
Kepadatan yang terjadi di kerumunan massa sebenarnya bisa dihitung dengan rumus tertentu.

"Di bawah lima orang per meter persegi, tidak apa-apa. Mungkin tidak nyaman, tapi tidak apa-apa," kata Mehdi.

Di atas enam orang per meter persegi maka kondisinya mulai berbahaya.

Namun jika sulit melakukan perhitungan tersebut, kita dianjurkan untuk merasakan kepadatan tersebut secara intuitif dengan tips berikut ini.

Jika kita merasa mulai bersentuhan di kedua bahu atau beberapa titik tubuh lain secara bersamaan dengan orang lain maka kepadatannya mungkin sudah melebihi batas.

"Jika Anda masih punya waktu dan bisa bergerak, pergilah. Itu sinyal alarm," pesan Mehdi.

Jika kerumunan menjadi tidak aman, perhatikan orang lain

Perilaku membantu dan perilaku altruistik agak menular di keramaian, demikian pula untuk perilaku individualistis atau egois.

Jadi jika terjebak di kerumunan maka cobalah menyebarkan sikap positif dengan saling membantu.

Jika ini menyebar, itu menciptakan suasana yang positif dan membantu sehingga mencegah kondisi memburuk dengan cepat.

Baca juga: Sesak Napas? Ini Posisi yang Baik untuk Meredakannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com