Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/10/2022, 20:34 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berjalan kaki adalah salah satu bentuk latihan yang bagus dan mudah dilakukan untuk mendapatkan manfaat kesehatan tubuh, terutama jantung.

Namun, untuk memaksimalkan manfaat ini, mungkin sudah waktunya untuk meningkatkan kecepatan.

Sebab, sebuah penelitian baru yang diterbitkan dalam European Heart Journal menemukan bahwa berjalan cepat selama 7 menit setiap hari ternyata mampu mengurangi risiko penyakit jantung.

Untuk mendapatkan temuan mereka, para peneliti dari Universitas Cambridge dan Leicester menganalisis data dari 88.412 orang dewasa paruh baya yang terdaftar di UK Biobank.

Setiap peserta yang terlibat tidak memiliki riwayat penyakit kardiovaskular sebelumnya dan mengenakan akselerometer pergelangan tangan selama tujuh hari.

Tim peneliti kemudian mengumpulkan data tentang jumlah total aktivitas fisik yang dilakukan setiap subjek dan mengurutkan persentase dari total volume tersebut ke dalam kategori mengenai intensitas latihan.

Peserta pun melakukan tindak lanjut selama hampir tujuh tahun rata-rata setelah penelitian untuk mengukur jumlah kejadian jantung mereka, termasuk penyakit arteri koroner dan stroke.

Para peneliti akhirnya menemukan bahwa total volume aktivitas fisik sangat terkait dengan penurunan risiko peserta terkena penyakit jantung.

Mereka juga menunjukkan bahwa tingkat penyakit kardiovaskular 14 persen lebih rendah ketika aktivitas sedang hingga berat menyumbang 20 persen daripada 10 persen dari keseluruhan aktivitas fisik. Ini setara dengan mengubah jalan santai selama 14 menit menjadi jalan cepat selama 7 menit.

Meskipun kita dapat memetik manfaat kesehatan jantung dari jalan cepat dalam dosis pendek, tingkat penyakit kardiovaskular terendah diamati di antara peserta yang melakukan aktivitas fisik tingkat tinggi secara keseluruhan.

"Analisis kami terhadap data dari UK Biobank menegaskan bahwa meningkatkan jumlah total aktivitas fisik dapat menurunkan risiko menderita serangan jantung atau stroke," kata Tom Yates, profesor aktivitas fisik di Universitas Leicester sekaligus penulis senior penelitian ini dalam sebuah siaran pers.

"Tetapi, kami juga menemukan bahwa mencapai jumlah keseluruhan aktivitas fisik yang sama melalui aktivitas intensitas yang lebih tinggi memiliki manfaat tambahan yang substansial," imbuh dia.

Baca juga: Jalan Cepat atau Lari, Mana Lebih Efektif Bakar Kalori?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com