KOMPAS.com - Menjalani kehidupan sehari-hari dengan menyimpan luka batin dan pengalaman traumatis lama-kelamaan dapat memengaruhi kesehatan mental.
Di sini, self healing dapat dilakukan supaya orang yang terluka batinnya dapat memahami dan menerima pengalaman traumatis supaya tidak dipendam terus-menerus.
Menurut Redho, dkk (2019), self healing adalah metode penyembuhan penyakit bukan dengan obat, melainkan dengan menyembuhkan dan mengeluarkan perasaan dan emosi yang terpendam di dalam tubuh.
Namun, memulihkan luka batin dengan self healing tidak dilakukan dengan staycation atau menghambur-hamburkan uang dengan dalih self reward yang selama ini disalahartikan sebagian orang.
Baca juga: 4 Hal yang Harus Dihindari Saat Self Healing
Mereka yang ingin luka batinnya pulih alangkah baiknya memilih beberapa jenis self healing berikut ini supaya tujuannya tercapai.
Self healing ternyata terbagi atas beberapa jenis yang membantu orang menemukan kebaikan dalam dirinya sendiri dan pada setiap masalah di masa lalu.
Berikut beberapa jenis self healing yang dapat dicoba sesuai dengan kondisi dan luka batin yang pernah dirasakan.
Hambali, Meiza, & Fahmi (2015) mengatakan, gratitude merupakan persamaan dari istilah psikologi kebersyukuran.
Itu adalah kegiatan yang dimulai dengan niat baik, sikap baik, tindakan baik, dan bermoral secara langsung.
Baca juga: 10 Tips Self Healing untuk Mengurangi Depresi, Generasi Z Wajib Tahu
Nah, ketika gratitude diterapkan, ini merupakan gambaran bahwa orang mampu memiliki sikap yang positif dan niatan baik dalam kehidupan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.