Oleh: Inge Shafa Sekarningrum dan Ristiana D. Putri
KOMPAS.com - Dalam rumah tangga, konflik antara suami dan istri bisa saja terjadi dan tak bisa dihindari. Namun, bukan berarti konflik yang terjadi dalam rumah tangga tidak bisa diselesaikan.
Memilih untuk menyelesaikan masalah rumah tangga dengan kepala dingin memang tidak mudah. Tapi pertengkaran pun tidak akan membuat masalah selesai. Mungkin bisa menciptakan masalah-masalah baru yang tidak disadari oleh suami-istri.
Termasuk berdampak buruk bagi keluarga sekitar, tak terkecuali anak-anak. Sebagian besar anak mungkin belum tahu bagaimana cara mengambil tindakan yang baik saat melihat orang tuanya bertengkar.
Seperti yang terjadi pada Intan dan Icha pada drama audio siniar Obrolan Meja Makan dalam episode “(Bukan) Keluarga Cemara” yang dapat diakses melalui dik.si/OMMCemara.
Dalam drama audio tersebut, dua kakak-beradik bernama Intan dan Icha mengalami dampak akibat pertengkaran hebat dari orangtuanya. Mereka merasa bahwa keluarganya berantakan dan mulai mencari cara agar keluar dari fase tersebut.
Keluarga yang berantakan dapat berdampak negatif pada semua bidang perkembangan anak. Pengaruh keluarga yang hancur pada perkembangan anak tergantung pada banyak faktor, termasuk usia anak pada saat perpisahan orangtua, dan pada kepribadian dan hubungan keluarga.
Meskipun bayi dan anak kecil mungkin mengalami sedikit efek perkembangan negatif, anak yang lebih tua dan remaja mungkin mengalami beberapa masalah dalam fungsi sosial, emosional dan pendidikan mereka.
Baca juga: Ibu Rumah Tangga Juga Bisa Berkarier
Menurut Psikolog Lori Rappaport setelah perceraian, anak-anak dari pra-sekolah hingga remaja akhir dapat mengalami defisit dalam perkembangan emosional.
Anak-anak dari segala usia mungkin akan menangis atau tertekan, yang merupakan keadaan yang dapat berlangsung selama beberapa tahun setelah orangtua berpisah.
Selain itu, beberapa anak dengan usia lebih dewasa mungkin menunjukkan sedikit reaksi emosional terhadap perceraian orangtua mereka.
Tidak ada yang memiliki keluarga yang sempurna. Setiap keluarga pasti memiliki permasalahannya masing-masing yang tidak diketahui orang lain.
Mungkin kamu melihat beberapa orang dan berpikir, "Mereka tidak pernah berjuang sehari pun dalam hidup mereka," tetapi kenyataannya adalah bahwa mereka sebenarnya telah menghadapi tantangan.
Sama seperti kamu, mereka hanya menahannya di dalam dan tidak membaginya dengan dunia.
Menurut Kayenta Therapy, sebelum kamu dapat berdamai dengan anggota keluarga, kamu harus memeriksa diri sendiri, dan memastikan bahwa kamu sudah siap. Jika secara mental tidak berada di tempat di mana kamu merasa dapat melanjutkan, jangan memaksakannya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.