Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Giokniwati
Trainer, Coach, Consultant. Founder of Elevasi Performa Insani (elevasi.id)

Perempuan yang memiliki kegairahan dalam mengelevasi sumber daya manusia sehingga lebih berdaya, berkinerja unggul, dan memiliki makna. Seorang pengamat kehidupan yang memetik buah inspirasi untuk dibagikan kepada orang lain melalui tulisan maupun sesi bicara.

Pertanyaan "Apa Pentingnya?" untuk Membangun Komitmen dan Kontribusi

Kompas.com - 02/11/2022, 08:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SETELAH dua menit saya meninggalkan rumah, sedang dalam perjalanan di dalam mobil menuju kantor, ada telepon masuk.

Asisten rumah tangga memberi tahu bahwa kacamata saya tertinggal di meja makan. Saya mengatakan, “Biarin, deh, hari ini saya tidak perlu pakai kacamata.”

Saya memutuskan demikian karena agenda saya hari itu tidak banyak membaca teks kecil seperti membaca buku.

Pada hari itu kacamata tidak penting. Namun pernah suatu hari di tengah perjalanan, teringat ada mobile modem yang tertinggal karena sempat digunakan di rumah saat internet kurang stabil, maka segera saya putar balik untuk mengambilnya karena modem sangat penting berperan untuk mem-back-up kegiatan daring yang akan dilakukan.

Hal sederhana yang sangat lumrah dan masuk akal, semua yang penting (bernilai) akan mendapat perhatian dan akan diberikan energi kepadanya.

Modem yang saya sadari begitu berperan penting mendapatkan perhatian saya sehingga saya memberikan upaya untuk mengambilnya. Demikian sebaliknya, yang dianggap tidak penting maka akan diabaikan.

Sebuah presuposisi NLP (Neuro Lingusitic Program) mengatakan “Energi akan mengalir kepada perhatian yang diarahkan oleh intensi (energy flows where attention goes as directed by intention).”

Saya mempelajari sistem Meta Coaching yang diformulasikan oleh L. Michael Hall, Ph.D., salah satunya konsep “Well-Formed Outcome”.

Coachee perlu menjawab pertanyaan “Hal penting apa yang hendak kaucapai?” Jika tujuan yang hendak dicapai itu bukan hal penting, maka tidak mendorong usaha serius dari coachee.

Bahkan setelah tujuan itu diklarifikasi secara spesifik, perlu juga kejelasan kapan hendak dicapai dan orang-orang yang terlibat.

Coachee membayangkan seperti apa yang terlihat, terdengar, dan terasa pada saat tujuan itu tercapai. Ekspresi pikiran dan perasaannya akan membantu menghadirkan realita di dalam dirinya.

Robin sharma berkata, “Everything is created twice, first in the mind and then in reality.”

Realita itu terjadi dua kali, terjadi pertama kalinya dalam pikiran dengan menghadirkan gambar, suara, rasa. “Realita” ini mampu mendorong tercapainya realita.

Semakin dianggap penting sesuatu akan semakin kuat motivasi untuk mewujudkannya pada realita.

Bagaimana agar anggota tim memegang komitmen dan memberikan daya upaya untuk berkontribusi, maka mereka perlu menyadari pentingnya aktivitas kerja itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com