KOMPAS.com - Berada dalam sebuah hubungan pernikahan ternyata dapat menimbulkan masalah kesehatan, salah satunya adalah serangan jantung.
Hal tersebut diungkapkan melalui sebuah studi baru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Yale School of Public Health.
Dalam studi tersebut, mereka menemukan bahwa stres pernikahan yang parah dapat memperburuk pemulihan seseorang setelah serangan jantung.
Para peneliti pun membandingkan lebih dari 1.500 orang dewasa yang sedang dalam masa pemulihan satu tahun setelah serangan jantung dan melaporkan sendiri tentang stres dalam pernikahan mereka.
Efek dari perselisihan dalam pernikahan lebih jelas terlihat pada wanita, di mana 40 persen dari mereka melaporkan merasa sangat stres karena hal itu dibandingkan dengan 30 persen pria.
Ada pun partisipan yang melaporkan stres pernikahan yang parah, 50 persen lebih mungkin untuk dirawat kembali di rumah sakit karena berbagai sebab.
Lebih khusus lagi, mereka yang melaporkan stres pernikahan yang parah juga 67 persen lebih mungkin melaporkan nyeri dada daripada mereka yang tidak.
Baca juga: 7 Masalah Pernikahan yang Tidak Dapat Diperbaiki
Dalam aspek lain dari penilaian, mereka yang melaporkan stres berat mendapat skor 1,6 poin lebih rendah dalam kesehatan fisik dan 2,6 poin lebih rendah dalam kesehatan mental, rata-rata, pada skala 12 poin.
Sementara itu, pasien jantung dengan stres paling banyak berada pada kerugian 8 poin dalam hal kualitas hidup secara keseluruhan.
Temuan awal akan dibagikan dalam presentasi langsung selama American Heart Association Scientific Sessions 2022, yang diadakan secara langsung di Chicago dan secara virtual dari 5 November hingga 7 November.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.