Supaya orang lebih paham berapa kadar gula darah yang normal untuk mencegah diabetes, simak yang berikut ini:
Setiap orang memang berisiko terkena diabetes -apalagi jika pola hidup mereka tidak sehat.
Sayangnya, tidak semua orang memahami bahwa mereka masuk kelompok risiko diabetes.
"86 persen di antara orang tersebut tidak tahu bahwa mereka diabetes sebelumnya, kalau tidak ada penelitian dari Riskesdas itu," jelas dr. Wismandari.
Ia membeberkan, orang tidak menyadari dirinya terkena diabetes karena tidak melakukan pemeriksaan kesehatan.
Di samping itu, dokter terkadang tidak melakukan skrining kesehatan terhadap pasien yang sebenarnya berisiko mengalami diabetes.
Baca juga: 7 Obat Herbal untuk Mengatasi Diabetes Tipe 2, Apa Saja?
"Jadi, harus cek. Jangan tunggu neuropati dulu, penyakit jantung dulu, baru cek," tandas dr. Wismandari.
Supaya orang memahami kapan mereka perlu melakukan skrining diabetes, dr. Wismandari membeberkan beberapa indikatornya.
Ia menerangkan, orang yang kelebihan berat badan dengan indeks massa tubuh lebih dari 23 kg/ m2 dan merasakan satu atau lebih faktor risiko berikut ini perlu melakukan skrining diabetes:
Dokter berulang kali mengatakan bahwa diabetes adalah penyakit berbahaya. Namun, seberapa bahayanya penyakit ini?
dr. Wismandari mengatakan, diabetes berbahaya lantaran penyakit ini berisiko menimbulkan komplikasi.
Komplikasi yang dimaksudnya terbagi atas komplikasi yang berpeluang menyebabkan kematian dan kecacatan fisik.
Komplikasi yang dapat mengancam jiwa karena diabetes, yakni stroke, serangan jantung, dan gagal jantung.
Baca juga: Obat Diabetes Dipakai untuk Turunkan Berat Badan, Amankah?
Sementara komplikasi yang bisa menimbulkan kecacatan fisik, yakni spot hitam pada mata, katarak, glaukoma, dan kebutaan.
Di samping itu, diabetes dapat menyebabkan gangguan sarah, seperti kesemutan, mati rasa, sakit ketika berjalan, dan kerusakan saraf.
"73 persen pasienmengalami gejala kesemutan, baal, mati rasa, dan kebas apa pun bahasanya atau sampai nyeri seperti tertusuk jarum," tegas Wismandari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.