Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/11/2022, 06:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Migrain adalah penyakit neurologis yang menyebabkan rasa sakit secara berdenyut di salah satu sisi kepala.

Migrain berisiko semakin parah apabila orang yang mengalami kondisi ini tetap beraktivitas fisik, melihat cahaya, atau mendengar suara.

Sakit kepala yang disebabkan oleh migrain dapat berlangsung selama empat jam, bahkan berkelanjutan hingga berhari-hari.

Kondisi tersebut sebaiknya tidak dibiarkan karena sakit di salah satu sisi kepala dapat terasa begitu hebat sampai mengganggu aktivitas.

Baca juga: Meditasi Dapat Mengurangi Rasa Sakit, Benarkah?

Kenapa meditasi bisa mencegah migrain?

Orang yang keseringan merasakan migrain berisiko mengalami gangguan jantung, depresi, asma, kecemasan, termasuk stroke iskemik.

Walau migrain berbahaya bagi kesehatan, untungnya kondisi ini bisa dicegah dan diminimalisasi dampak buruknya dengan melakukan meditasi.

Dilansir dari Very Well Health, meditasi ternyata membantu mengurangi kemungkinan stres dan ketegangan yang berisiko memicu migrain.

Dalam hal ini, ada beberapa cara dari meditasi yang berdampak positif bagi kesehatan tubuh maupun pikiran.

Baca juga: Falun Dafa, Meditasi yang Meningkatkan Kesehatan Fisik dan Jiwa

Berikut penjelasannya.

1. Manajemen stres

Ada beberapa faktor paling umum yang memicu migrain, seperti ketegangan, stres, termasuk kecemasan.

Nah, meditasi bisa membantu meringankan ketiga kondisi tersebut karena menghambat bagian dari sistem saraf yang mengatur hal ini.

Studi Psychiatry Investigation tahun 2018 mendapati temuan bahwa meditasi bisa meningkatkan variabilitas detak jantung.

Itu artinya, meditasi membantu mengarahkan orang pada peningkatan kesehatan kardiovaskular dan kualitas tidur yang lebih baik.

Orang yang melakukan meditasi juga mendapatkan manfaat lain, seperti ketahanan fisiologis mereka yang lebih besar terhadap stres.

Hubungan antara meditasi dengan variabilitas detak jantung, perasaan positif, dan kualitas tidur sempat dibuktikan peneliti dalam studi tahun 2020.

Baca juga: Rutin Meditasi Bikin Umur Panjang, Ini Penjelasan Ilmuwan

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com