Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stunting, Gangguan Perkembangan yang Mengancam Masa Depan Anak

Kompas.com - 11/11/2022, 08:24 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber WHO

Saklar pertumbuhan yang dimaksud dr. Piprim dapat mendorong pertumbuhan tulang, otot, saraf, usus, dan darah.

Apabila faktor tersebut "hidup" maka pembesaran organ pada anak juga berlangsung.

"Kalau itu diklik, tumbuh anak itu jadi tinggi, jadi cerdas. Dan, organ-organ lain itu menjadi optimal," jelasnya.

Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak berjalan normal apabila asupan asam amino esensial mereka tercukupi.

Sayangnya, anak yang mengalami stunting tidak mendapatkan asupan asam amino esensial sehingga masa tumbuh dan kembangnya terpengaruh.

Tidak mengherankan apabila tinggi badan anak terlalu pendek alias kerdil untuk usia sepantaran mereka.

"Saklar pertumbuhan dipicu oleh cukupnya kadar asam amino dalam tubuh anak. Pada anak stunting, kadar itu rendah," jelas dr. Piprim.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa asam amino esensial pada anak bisa dicukupi dengan mengasup protein hewani.

Nutrisi tersebut bisa didapat ketika si kecil mengonsumsi daging unggas, daging merah, ikan, termasuk telur.

"Itu problem (negara) kita. Orangtua itu ngasih makan anaknya asal kenyang," ungkap dr. Piprim.

"Menu makan anak aja nasi satu piring, lauknya perkedel kentang, mi instan, minumannya susu cokelat yang gulanya 40 persen."

"Jadi, makanannya itu karbo, karbo, dan gula. Enggak ada protein sama sekali. Bukan kalori yang kurang, tapi proteinnya yang kurang," pungkas dr. Piprim.

Baca juga: Dari Stunting ke Teh Manis, Apakah Edukasi Kita Miskin Literasi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber WHO
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com