KOMPAS.com - Penyakit diabetes yang berhubungan dengan kadar gula darah tinggi, merupakan salah satu isu yang sudah lama digaungkan ke publik. Mengingat, diabetes termasuk penyakit kronis dan seringkali menyebabkan kematian.
Namun diabetes sebenarnya bisa dicegah lewat pola hidup sehat dan rajin beraktivitas. Pasalnya, diabetes Tipe 2 yang sering dijumpai, memiliki hubungan erat dengan gaya hidup seseorang. Berbeda dengan diabetes tipe 1, yang diakibatkan oleh riwayat atau keturunan.
Isu ini paling sering disampaikan kepada masyarakat yang sudah berumur. Padahal nyatanya, diabetes juga bisa menyerang anak-anak. Justru jika tidak dicegah dari awal, anak-anak bisa menjadi bagian dari golongan umur yang rentan terhadap penyakit tersebut.
Dalam rangka merayakan Hari Diabetes Sedunia pada 14 November 2022, Sun life dan Wahana Visi Indonesia bersama Active Healthy Kids Indonesia, melakukan peresmian program Build Our Kids' Success (BOKS).
Adapun, program tersebut bertujuan untuk menciptakan generasi yang paham akan hidup sehat dengan mengadakan aktivitas fisik yang aman dan suportif, Senin (14/11/22).
Baca juga: 5 Mitos Penyakit Diabetes yang Menyesatkan, Simak Penjelasannya...
Lantas, apa hubungan antara aktivitas fisik dengan penyakit diabetes pada anak?
Dr. Agus Mahendra selaku Country Leader Active Healthy Kids Indonesia, menjelaskan bahwa aktivitas fisik dengan frekuensi dan intensitas yang cukup, merupakan bagian dari langkah pencegahan diabetes.
Pasalnya, makanan yang kita konsumsi pada akhirnya akan diubah menjadi gula dan disimpan saat tubuh membutuhkan energi ketika melakukan aktivitas fisik.
Nah, jika tidak ada aktivitas atau pergerakan yang dilakukan, insulinlah yang akan menyerap glukosa dalam sel-sel tubuh, guna mengendalikan kadar gula darah.
“Gula darah dalam tubuh meningkat setiap kali kita makan kan. Gula darah akan dipakai oleh tubuh untuk memberikan sumber energi. Walaupun kalau tidak dipakai akan disimpen dulu dalam liver," tutur Dr. Agus.
"Kalau kita nggak aktif secara fisik, tubuh kita akan memperlelah atau membebani kerja insulin tersebut. Setiap kali kita makan banyak, tidak bergerak, insulin bekerja. Lama-lama insulin tadi akan kehilangan fungsinya yang efektif untuk menurunkan gula darah. Dari situlah akhirnya timbul Type 2 Diabetes,” lanjutnya.
Baca juga: 10 Gejala Diabetes dalam Keseharian, Salah Satunya Kesemutan
Hanya kurang dari 20% jumlah populasi anak-anak di Indonesia yang memenuhi kebutuhan aktivitas fisik sehari-hari, 60 menit per hari.
Report card dinilai berdasarkan beberapa indikator, di antaranya active transportation, physical fitness, family and peers, school, dan government.
Sayangnya, kelima indikator utama ini masih berada di penilaian antara F, D-, dan B-. Cukup jauh dari nilai sempurna yakni A+, dengan jumlah anak-anak yang memenuhi aktivitas fisik berkisar 94% hingga 100%.