Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Terjadi pada Tubuh Saat Bekerja Lebih dari 40 Jam Seminggu

Kompas.com - 16/11/2022, 17:34 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber Huffpost

Sementara bekerja setidaknya 60 jam per minggu dikaitkan dengan peningkatan 23 persen tingkat bahaya.

Baca juga: Bosan Selalu Lembur? Coba 5 Trik untuk Kerja Efektif

Kesehatan mental memburuk

Bekerja berlebihan membuat kita mengabaikan kebutuhan istirahat yang kemudian berdampak negatif pada kesehatan mental.

Satu studi tahun 2020 yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One mengamati pekerja Korea berusia 20-30an tahun yang bekerja dari 31- 60 jam seminggu.

Para peneliti menemukan bahwa semakin lama karyawan ini bekerja, semakin tinggi tingkat stres, depresi, dan ide bunuh diri yang mereka hadapi.

Baca juga: Mengenali Tanda Depresi Saat Bekerja dan Cara Mengatasinya

Tidur tidak berkualitas

Banyak dari kita begadang, atau setidaknya mengorbankan jam tidur, untuk menyelesaikan pekerjaan.

Dalam tinjauan terhadap 200 studi dari tahun 1998 hingga 2018, para peneliti yang menulis dalam International Journal of Environmental Research and Public Health menyimpulkan hal tersebut memicu sejumlah akibat.

“Durasi tidur yang pendek... orang-orang yang bekerja antara 50-60 jam seminggu dalam penelitian ini menghadapi kelelahan yang lebih besar, fungsi kognitif yang lebih buruk, lebih banyak cedera kerja dan masalah kesehatan mental," seperti tertulis di artikel tersebut.

Baca juga: Revenge Bedtime Procrastination, Korbankan Jam Tidur demi Kesenangan

Jam tidur yang kurang membuat kita mudah marah keesokan harinya dan sulit berkonsentrasi.

Berbagai penelitian telah menemukan kita juga akan menjadi lebih terganggu, cemas, mudah tersinggung, dan rentan untuk mengambil risiko yang lebih besar secara impulsif.

Performa kerja memburuk

Menjalani pekerjaan lebih dari 40 jam seminggu tidak akan membuat performa kita lebih baik di kantor, bahkan bisa jadi memburuk.

Survei dari University of California, Berkeley terhadap 5.000 pekerja mendapati jika bekerja antara 30-50 jam seminggu dapat meningkatkan kinerjanya.

Jika lebih dari itu maka performa pekerjaannya mulai stabil namun bekerja lebih dari 65 jam seminggu akan membuat performanya menurun tajam.

Baca juga: Menilik Kultus Kerja Berlebihan di Seluruh Dunia

Temuannya mirip dengan kesimpulan ekonom Stanford, John Pencavel tentang produktivitas pekerja pabrik amunisi selama Perang Dunia I.

Karyawan pabrik tersebut melakukan tugas berulang setiap shift dan diminta untuk melakukan antara 60-100 jam kerja seminggu.

Menggunakan analisis Komite Pekerja Kesehatan Inggris tentang jam kerja mereka, disimpulkan jika mereka dapat meningkatkan hasil kerjanya jika bekerja hingga 49 jam per minggu.

Tetapi setelah itu,hasilnya semakin berkurang dan kemungkinan cedera meningkat.

“Karyawan yang bekerja dalam waktu lama dapat mengalami kelelahan atau stres yang tidak hanya mengurangi produktivitasnya tetapi juga meningkatkan kemungkinan kesalahan, kecelakaan, dan penyakit yang membebani majikan,” tutup Pencavel.

Baca juga: Waspada, Kerja Berlebihan Bisa Sebabkan Penyakit Kronis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Huffpost
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com