Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Cara Mengusir Tikus dari Rumah supaya Tidak Tertular Penyakit

Kompas.com - 17/11/2022, 08:55 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Salah satu alasan penting mengapa tikus sebaiknya segera diusir dari rumah karena hewan pengerat ini berisiko menularkan penyakit.

Beberapa penyakit yang dapat ditularkan oleh tikus, di antaranya hantavirus, lymphocytic choriomeningitis, dan leptospirosis.

Penyakit-penyakit yang sudah disebutkan wajib diwaspadai siapa pun karena gangguan kesehatan ini bisa menular melalui beragam cara.

Tikus dapat menyebarkan penyakit melalui urine, feses, air liur, termasuk gigitannya yang mengontaminasi makanan atau minuman.

Penyakit yang ditularkan tikus

Tikus yang telanjur dan dibiarkan bersarang di rumah bisa menyebarkan bakteri yang pada gilirannya menyebabkan penyakit seperti yang berikut ini.

1. Leptospirosis

Penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri leptospira ini dapat menyebar melalui air minum yang terkontaminasi sisa urin tikus.

Hewan peliharaan di rumah juga berisiko terkena leptospirosis apabila makanan mereka tidak diperhatikan majikanya.

Karena alasan itulah tempat makan hewan peliharaan yang berisi air dibiarkan kosong ketika malam hari dan dibersihkan setiap hari.

Dalam hal ini, leptospirosis yang sudah menginfeksi manusia dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti nyeri otot bahkan gagal ginjal.

Baca juga: Awas, Tikus Bisa Tularkan Leptospirosis, Penyakit Apa Itu?

2. Hantavirus

Hantavirus ditularkan dari tikus melalui beberapa cara, seperti feses, urine, air liur, termasuk partikel yang terkontaminasi hewan pengerat ini.

Tikus juga dapat menggigit manusia yang berisiko menyebarkan hantavirus, meski kasus ini tidak sering terjadi.

Mereka yang telanjur terinfeksi hantavirus bisa mengalami beberapa gejala, mulai dari diare, muntah, sakit perut, hingga sesak napas.

3. Lymphocytic choriomeningitis

Penyakit ini disebabkan oleh virus bernama choriomeningitis limfositik yang menular melalui air liur, urine, dan gigitan tikus.

Lymphocytic choriomeningitis wajib diwaspadai karena penyakit ini menyebabkan sakit kepala, nyeri otot, termasuk kelemahan otot.

4. Penyakit Ricketsia

Penyebab dari penyakit Ricketsia adalah bakteri gram negatif yang asalnya dari golongan Rickettsiae.

Bakteri tersebut bisa menempel pada kutu, tungau, arthtopoda, bahkan tikus yang sudah terinfeksi.

Gejala yang ditimbulkan akibat penyakit Ricketsia, di antaranya sakit kepala, tubuh menggigil, sakit perut, sembelit, hingga denyut jantung melemah.

5. Salmonellosis

Salmonellosis disebabkan oleh bakteri yang dapat menyerang siapa saja, namun lebih sering dialami anak-anak di bawah usia lima tahun.

Apabila salmonellosis sudah menginfeksi tubuh, penyakit ini dapat menimbulkan demam, buang air besar berdarah, sakit perut, dan sakit kepala.

Baca juga: 8 Cara Mengusir Tikus dari Kamar Tidur

Ilustrasi kucing, ilustrasi ekor kucingShutterstock/Nils Jacobi Ilustrasi kucing, ilustrasi ekor kucing

Cara mengusir tikus

Mengingat dampak kesehatan yang disebabkan oleh tikus tidak main-main, tak ada alasan lagi untuk menunda-nunda mengusir tikus dari rumah.

Berikut beberapa cara yang dapat dicoba untuk menyingkirkan hewan pengerat tersebut dari rumah.

1. Pelihara kucing

Salah satu cara yang menguntungkan tapi memerlukan sedikit perawatan adalah memelihara kucing di rumah untuk mengusir tikus.

Namun, pastikan tidak ada anggota keluarga yang alergi terhadap kucing supaya keberadaan si anabul tidak menimbulkan masalah baru.

Kehadiran kucing di rumah tidak sekadar menakut-nakuti tikus, tapi kotorannya juga membuat hewan pengerat ini menghindar.

2. Gunakan minyak esensial

Ada dua minyak esensial yang dapat dimanfaatkkan aromanya yang kuat untuk membasmi tikus, yakni peppermint dan cengkih.

Kedua minyak esensial tersebut dapat diteteskan pada bola-bola kapas lalu ditempatkan pada titik-titik yang sering kali dilewati tikus.

Meski bau dari minyak esensial peppermint dan cengkih terkadang tidak sepenuhnya mengusir tikus, cara ini bisa dimanfaatkan dengan metode lain.

3. Pasang perangkap

Tak ada salahnya untuk menangkap tikus yang bersarang di rumah dengan cara memasang perangkap atau jebakan.

Ada beberapa perangkap yang dapat dipilih, mulai dari perangkap jepret atau pegas, lem tikus, perangkap kandang, atau membuat jebakan sendiri.

Dalam hal ini, perangkap bisa dipasang di tempat-tempat yang dicurigai dijadikan tikus untuk bersarang dan diperiksa kondisinya setiap pagi.

Perangkap ada baiknya dipasang ketika malam hari lantaran tikus aktif mencari makanan ketika malam hari.

Tikus yang sudah terjebak bisa dibunuh atau dilepaskan ke tempat lain yang lokasinya jauh dari rumah atau pemukiman.

Namun, usahakan tidak menyentuh tikus secara langsung untuk menghindari risiko penularan penyakit.

Baca juga: 9 Aroma untuk Mengusir Tikus dari Rumah, Mudah Didapat

4. Pakai semprotan cabai

Salah satu cara untuk mengusir tikus yang aman bagi anak sekaligus hewan peliharaan adalah semprotan cabai.

Semprotan cabai bisa disemprotkan pada tempat-tempat yang dicurigai sering kali didatangi tikus, seperti bawah kompor atau belakang lemari.

5. Tutup celah dengan wol baja

Wol baja dapat dimanfaatkan untuk menutup atau menambal celah-celah yang berisiko dilalui tikus untuk masuk ke rumah.

Wol baja tidak bersahabat dengan tikus lantaran bahan ini tidak dapat dan tidak enak dikunyah oleh tikus sehingga hewan pengerat ini akan menhindar.

6. Identifikasi titik masuk tikus

Keberadaan tikus di dalam rumah dapat bertambah jika titik masuk yang kerap dilalui hewan pengerat ini tidak segera ditutup.

Maka dari itu, tutuplah titik masuk yang digunakan tikus, seperti bawah wastafel, sekitar pipa air, atau belakang lemari dengan lakban antitikus.

Baca juga: 5 Cara Mengusir dan Mencegah Tikus yang Bersarang di Garasi

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com