Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Minim Efek Samping, Berikut 5 Alat Kontrasepsi yang Efektif Atur Jarak Kehamilan

Kompas.com - 18/11/2022, 17:23 WIB
Aningtias Jatmika,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

Kelebihan IUD adalah tidak memerlukan perawatan rumit dan lebih tahan lama. Namun, IUD jenis tembaga berisiko menyebabkan haid tidak lancar. Selain itu, biaya IUD juga lebih mahal jika dibandingkan jenis alat kontrasepsi lain.

5. KB implan

KB implan atau susuk merupakan salah satu alat kontrasepsi dengan tingkat efektivitas tinggi dengan tingkat kegagalan kurang dari 1 persen. Meski demikian, jenis kontrasepsi ini relatif lebih mahal jika dibandingkan alat kontrasepsi lain.

Berukuran kecil, seperti batang korek api, KB implan digunakan dengan cara dimasukkan ke bagian bawah kulit, biasanya pada lengan bagian atas. Alat kontrasepsi ini bekerja dengan cara mengeluarkan hormon progestin atau progestogen secara perlahan.

Adapun KB implan umumnya memiliki masa pakai selama tiga tahun.

Itulah lima alat kontrasepsi dengan tingkat efektivitas tinggi dan minim efek samping yang dapat membantu pasangan suami-istri untuk mengatur jarak kehamilan.

Baca juga: 10 Daftar Persiapan Pernikahan Wajib Calon Pengantin

Sebagai informasi, mengatur jarak kehamilan dapat memberikan beragam manfaat, seperti mengoptimalkan tumbuh kembang anak, membuat anak mendapatkan bonding yang ideal dengan orangtua, serta menjaga kesehatan fisik dan psikis orangtua.

Selain itu, mengatur jarak kehamilan juga menjadi salah satu upaya orangtua dalam mempersiapkan kondisi keuangan bagi masa depan anak.

Demi menciptakan Generasi Bersih dan Sehat (Genbest), mengatur jarak kehamilan juga dapat menghindari risiko penyakit, termasuk stunting, pada anak.

Stunting memiliki dampak bagi gangguan tumbuh kembang yang akan memengaruhi masa depan anak. Misalnya, ukuran tubuh yang pendek, serta tingkat kecerdasan rendah sehingga sulit mendapat kesempatan kerja yang layak.

Anak yang mengalami stunting juga mudah sakit karena memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Oleh sebab itu, banyaknya dampak negatif membuat stunting perlu diatasi dengan baik. Salah satunya, dengan menjaga jarak kehamilan.

Sebagai informasi, prevalensi stunting di Indonesia mencapai angka 27,6 persen pada 2019. Upaya seluruh pihak diharapkan bisa menekan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024.

Informasi selengkapnya mengenai pencegahan stunting serta kesehatan keluarga, termasuk remaja putri, bayi, dan ibu hamil, bisa Genbest temukan melalui laman https://genbest.id/.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com