KOMPAS.com - Menumpuknya lemak di perut tidak hanya membuat baju terasa sesak dan mengganggu penampilan.
Lemak di perut juga bisa menjadi pemicu masalah berbahaya, seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
"Kami menemukan, orang dengan bentuk tubuh apel --meskipun sehat dan tekanan darahnya normal-- memiliki tekanan darah tinggi di ginjal mereka," kata ahli penyakit dalam, Arjan Kwakernaak, MD, PhD.
"Ketika mereka juga kelebihan berat badan atau obesitas, kondisi ini bahkan lebih buruk."
Baca juga: 5 Mitos Keliru soal Lemak Perut
Menurut para ahli, lemak perut dapat disingkirkan dengan cara-cara di bawah ini.
Stres yang tidak dikelola dapat memperburuk lemak perut, dan kelebihan lemak perut memicu lebih banyak stres.
"Kami melihat wanita dengan lemak perut yang lebih besar memiliki suasana hati lebih negatif dan tingkat stres yang lebih tinggi," kata psikolog kesehatan Elissa S. Epel, PhD.
Paparan lebih besar pada stres, atau rentan terhadap stres secara psikologis dapat meningkatkan reaktivitas kortisol -- hormon stres.
"Paparan kortisol kemungkinan menyebabkan penumpukan lebih banyak lemak perut," lanjut Epel.
Baca juga: 8 Gerakan Olahraga yang Bisa Mengurangi Stres
Ia melanjutkan, pada pria, kelebihan berat badan akan disimpan di perut.
Sementara pada wanita pasca-menopause, kelebihan berat badan lebih sering disimpan di pinggul.
"Oleh karena itu bagi wanita, stres dapat memengaruhi bentuk tubuh lebih besar daripada pria yang mengarah ke lemak perut, alih-alih akumulasi lemak tubuh bagian bawah."
"Sel lemak kita membutuhkan tidur untuk berfungsi dengan baik," kata Matthew Brady, wakil ketua komite Molecular Metabolism and Nutrition di University of Chicago.
"Jika kita kurang tidur, otak mungkin merasa pusing. Sel-sel lemak juga perlu tidur atau sel-sel tersebut secara metabolik terganggu."