KOMPAS.com - Salah satu makanan sehat yang kerap diandalkan ketika sarapan adalah oatmeal yang terbuat dari oat atau Avena sativa.
Oatmeal yang dapat dipadukan dengan berbagai topping sering kali disebut sebagai makanan sehat karena kandungan nutrisi di dalamnya.
Dalam semangkuk oatmeal, orang bisa mendapatkan asupan magnesium, fosfor, zinc, zat besi, termasuk vitamin B5 dalam sekali makan ketika sarapan.
Beberapa nutrisi yang terkandung di dalam oatmeal tentunya mendatangkan manfaat bagi kesehatan tubuh apabila rutin dikonsumsi setiap pagi.
Baca juga: Makan Oatmeal untuk Turunkan Berat Badan? Begini Tipsnya
Lantas, apa sajakah manfaat makan oatmeal ketika sarapan supaya kesehatan tubuh selalu terjaga? Berikut penjelasannya.
Dilansir dari Health Essentials, terkuak apa saja manfaat menyantap oatmeal sebelum mulai beraktivitas. Simak di bawah ini.
Kadar gula darah penting untuk dijaga untuk membantu mencegah sekaligus menurunkan masalah kesehatan serius yang mungkin terjadi di masa depan.
Dalam hal ini, kadar gula yang tidak terkontrol berisiko menyebabkan penyakit jantung, gangguan penglihatan, dan gangguan pada ginjal.
Walau risiko yang diakibatkan sangatlah serius, untungnya oatmeal dapat mencegah kemungkinan-kemungkinan buruk karena kadar gula darah tidak terkontrol.
Pasalnya, makanan tersebut mengandung serat larut yang dikenal sebagai beta glukan untuk memperlambat penyerapan glukosa dalam darah.
Ketika beta glukan masuk ke dalam tubuh, serat larut ini terurai menjadi larutan seperti gel yang melapisi usus.
Lapisan yang dihasilkan beta glukan pada gilirannya akan memperlambat seberapa cepat gula memasuki aliran darah secara alami.
Tak hanya itu, rutin makan oatmeal juga ideal untuk penderita diabetes tipe 2 supaya kadar gula darahnya selalu terjaga.
Baca juga: Apa Itu Oatmeal dan Manfaatnya bagi Kesehatan Tubuh?
Oatemal yang kaya serat dapat membantu buang air besar (BAB) menjadi lancar lantaran feses menjadi mudah dikeluarkan karena lunak.
Manfaat makanan yang satu ini untuk memperlancar sempat dibuktikan peneliti dalam studi The Journal of Nutrition, Health & Aging tahun 2010.