Orang tersebut harus memahami prosesnya, mengetahui apa yang diharapkan, dan telah menyimpulkan bahwa beban hidup secara konsisten melebihi semua manfaatnya.
Baca juga: Penjelasan Ahli Soal Otot Mengecil pada Jasad Sekeluarga di Kalideres, Benarkah karena Tidak Makan?
Praktik 'bunuh diri' ini tidak bisa dilakukan secara diam-diam, tanpa sepengetahuan orang lain maupun seorang diri.
Diwajibkan adanya dukungan sosial yakni kehadiran maupun kepedulian oleh anggota keluarga atau teman dekat yang akan menemani orang tersebut selama puasa.
Mereka harus memahami alasan orang tersebut untuk membuat keputusan ini, dapat memberikan dukungan, dan tetap hadir untuk orang tersebut saat kondisinya perlahan memburuk.
Perawatan dari orang terdekat akan sangat diperlukan saat kondisi pelaku melemah, tidak bisa bangun dari tempat tidur dengan aman atau menghubungi petugas untuk melaporkan kematian.
Orang yang melakukan VSED harus tetap bersih, kering dan nyaman di tempat tidur, bukannya mati kesepian tanpa perhatian.
Baca juga: Inilah Alasannya Indonesia Melarang Eutanasia
Metode VSED tetap membutuhkan dukungan dari layanan media karena beberapa alasan.
Biasanya diperlukan obat nyeri dosis kecil atau obat anti-kecemasan untuk memfasilitasi keadaan kehilangan kesadaran menjelang kematian seseorang.
Selain itu, saat kematian semakin dekat, beberapa orang menjadi gelisah atau menderita halusinasi sehingga obat penenang harus tersedia dan diberikan segera.
Selain itu, diperlukan keberadaan dokter rumah sakit akan menandatangani sertifikat kematian.
Baca juga: 11 Tanda-tanda Menjelang Kematian yang Umum Terjadi
Kematian karena Voluntarily Stopping Eating and Drinking tidak terjadi dengan cepat dan mudah.
Oleh sebab itu, orang yang melakukannya harus sabar karena tidak ada yang bisa memprediksi berapa lama ia harus berpuasa sampai kematian datang.
Sering kali, penantian tersebut menjadi momen yang sulit bagi keluarga maupun orang yang melakukannya.
Baca juga: Berapa Lama Manusia Bisa Bertahan Tanpa Makan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.