Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Voluntarily Stopping Eating and Drinking? Diduga Dilakukan Keluarga di Kalideres

Kompas.com - 22/11/2022, 16:43 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Istilah Voluntarily Stopping Eating and Drinking (VSED) ramai dibicarakan di media sosial terkait kasus keluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat.

Empat penghuni rumah tersebut diduga sengaja tidak makan atau minum hingga menyebabkan kematian.

Tidak ditemukan sisa makanan di lambung maupun persediaan makanan di rumah tersebut.

Baca juga: Spekulasi Psikolog Forensik: Kematian Keluarga di Kalideres Ada yang Disengaja

Saat ini, kepolisian masih mengusut kasus tersebut termasuk dengan adanya spekulasi bunuh diri yang disengaja ini.

Apa itu Voluntarily Stopping Eating and Drinking?

Voluntarily Stopping Eating and Drinking (VSED) adalah keputusan yang dibuat oleh orang dewasa yang kompeten untuk menghentikan asupan makanan dan cairan ke tubuhnya untuk mempercepat kematiannya.

Praktik ini bukan hal baru dan sudah cukup dikenal di beberapa negara barat sebagai cara eutanasia yang tergolong praktis dengan kendali orang tersebut sepenuhnya.

Baca juga: Ada Eutanasia dan Bunuh Diri dengan Bantuan, Bedanya Apa?

Biasanya ini diambil sebagai pilihan sukarela untuk mempercepat kematian oleh orang yang mampu mengambil keputusan yang menderita penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan progresif, atau terminal.

Hal ini berbeda dari penurunan nafsu makan yang biasa dialami oleh orang menjelang ajalnya karena dilakukan dengan metode tertentu.

Beberapa orang juga melakukannya agar bisa meninggal di rumah dengan tenang dan menganggapnya sebagai 'kematian alami'.

Baca juga: Jelang Eutanasia, Ini Kegiatan Profesor Australia Usia 104 Tahun di Swiss

Voluntarily Stopping Eating and Drinking adalah hal yang legal di beberapa negara di Amerika Serikat dengan syarat pelakunya mampu mengambil keputusan dan membuat pilihan sukarela.

Praktik VSED terjadi dengan ketidaknyamanan minimal dan dalam periode yang dapat diprediksi beberapa hari atau minggu setelah dimulainya puasa.

Kematian biasanya terjadi karena tubuh mengalami dehidrasi, bukan kelaparan.

Hal yang perlu diperhatikan

ilustrasi orang tua yang kesepian.Thinkstock ilustrasi orang tua yang kesepian.
Voluntarily Stopping Eating and Drinking tidak bisa dilakukan secara asal-asalan tanpa pertimbangan maupun persiapan matang.

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yakni:

  • Orang yang mampu mengambil keputusan tersebut

Seseorang yang ingin melakukan VSED harus mampu mengambil keputusan dan sangat menderita sehingga sangat bertekad untuk mempercepat kematian dengan berpuasa.

Orang tersebut harus memahami prosesnya, mengetahui apa yang diharapkan, dan telah menyimpulkan bahwa beban hidup secara konsisten melebihi semua manfaatnya.

Baca juga: Penjelasan Ahli Soal Otot Mengecil pada Jasad Sekeluarga di Kalideres, Benarkah karena Tidak Makan?

  • Mendapatkan dukungan sosial dari sekitarnya

Praktik 'bunuh diri' ini tidak bisa dilakukan secara diam-diam, tanpa sepengetahuan orang lain maupun seorang diri.

Diwajibkan adanya dukungan sosial yakni kehadiran maupun kepedulian oleh anggota keluarga atau teman dekat yang akan menemani orang tersebut selama puasa.

Seiring menua usia, fungsi tubuh atau fungsi organ juga akan menurun, termasuk saluran cerna.SHUTTERSTOCK Seiring menua usia, fungsi tubuh atau fungsi organ juga akan menurun, termasuk saluran cerna.
Mereka harus memahami alasan orang tersebut untuk membuat keputusan ini, dapat memberikan dukungan, dan tetap hadir untuk orang tersebut saat kondisinya perlahan memburuk.

Perawatan dari orang terdekat akan sangat diperlukan saat kondisi pelaku melemah, tidak bisa bangun dari tempat tidur dengan aman atau menghubungi petugas untuk melaporkan kematian.

Orang yang melakukan VSED harus tetap bersih, kering dan nyaman di tempat tidur, bukannya mati kesepian tanpa perhatian.

Baca juga: Inilah Alasannya Indonesia Melarang Eutanasia

  • Harus memiliki akses ke layanan medis

Metode VSED tetap membutuhkan dukungan dari layanan media karena beberapa alasan.

Biasanya diperlukan obat nyeri dosis kecil atau obat anti-kecemasan untuk memfasilitasi keadaan kehilangan kesadaran menjelang kematian seseorang.

Selain itu, saat kematian semakin dekat, beberapa orang menjadi gelisah atau menderita halusinasi sehingga obat penenang harus tersedia dan diberikan segera.

Selain itu, diperlukan keberadaan dokter rumah sakit akan menandatangani sertifikat kematian.

Baca juga: 11 Tanda-tanda Menjelang Kematian yang Umum Terjadi

  • Sabar

Kematian karena Voluntarily Stopping Eating and Drinking tidak terjadi dengan cepat dan mudah.

Oleh sebab itu, orang yang melakukannya harus sabar karena tidak ada yang bisa memprediksi berapa lama ia harus berpuasa sampai kematian datang.

Sering kali, penantian tersebut menjadi momen yang sulit bagi keluarga maupun orang yang melakukannya.

Baca juga: Berapa Lama Manusia Bisa Bertahan Tanpa Makan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com