Kemudian kedua frame yang sudah dibentuk itu dilas lagi dengan proses join atau penggabungan untuk menjadi frame sepeda di tahap awal.
Dalam proses ini, dilakukan quality control yang cukup ketat untuk memastikan setiap proses pengelasannya presisi.
Selain dilakukan secara manual, proses join frame segitiga itu juga dapat dilakukan oleh mesin las robotik untuk permintaan yang besar.
"Ini menjadi salah satu investasi kami untuk mempercepat produksi karena permintaan yang tinggi," kata Yosafat, dari tim Polygon yang saat itu menjadi pemandu factory visit di pabrik Polygon, Sidoarjo.
Dengan jam operasional sekitar 20 jam, mesin las robotik itu mampu mengelas 1.400 frame.
Baca juga: Bukan Folding Bike, Ini 5 Sepeda Polygon Termahal
Setelah frame segitiga depan dan belakang jadi, rangka sepeda kemudian dipanaskan dalam oven berukuran besar yang disebut oven T4.
Proses ini merupakan pemanasan tahap awal yang disebut pre heat treatment yang dilakukan selama 45 menit dengan suhu 545 derajat Celsius.
Tujuan proses pemanasan tahap awal ini adalah agar partikel dari frame menjadi lebih kecil.
Ketika partikelnya melunak dan lebih kecil, maka dilakukan proses aligment atau quality control lagi untuk memastikan semua partisinya presisi.
Setelah proses penyelarasan selesai, rangka kembali dipanaskan ke oven T6 yang disebut post heat treatment dalam suhu 230 derajat selama 4 jam. Tujuannya agar partikel rangka kembali membesar dan menjadi lebih kuat dan kokoh.
Oven T6 ini juga ukurannya sangat besar sehingga sekali proses pemanasan bisa dimasukkan sekitar 300-400 frame.
Ketika frame tersebut dikeluarkan dari oven T6 dan suhunya stabil, proses selanjutnya adalah pencucian rangka sepeda dengan cairan khusus yang disebut fosfat.
Tujuan dari proses ini adalah untuk membersihkan sisa-sisa kotoran atau minyak yang masih menempel pada frame, karena setelah ini rangka sepeda akan melalui proses pengecatan.
"Frame dimasukkan ke dalam cairan itu untuk merontokkan kotoran yang ada," ujar Yosafat.
Baca juga: Toko Sepeda Rodalink Tambah Cabang di Yogyakarta
Melangkah ke lantai 2 atau 3 di gedung berbeda, rangka yang sudah dicuci dan dibersihkan dari gedung pembuatan awal rangka itu dikirim untuk melalui proses pengecatan dan stickering.
Pengecatan primer di tahap awal dilakukan untuk memberikan warna dasar, serta menutup permukaan material rangka agar warnanya bisa keluar lebih optimal.
Proses pengecatan ini juga dilakukan dengan dua metode, yaitu dicat manual dengan bantuan karyawan dan menggunakan mesin spray elektromagnetik.
Rangka sepeda yang sudah diwarnai, kemudian dipanaskan di dalam oven, lalu akan dimasukkan ke ruangan khusus untuk diampelas dan dicat ulang dengan warna sekunder.
Proses ini bertujuan agar warna sekunder nantinya bisa menempel dengan sempurna.
"Misalnya mau buat sepeda warna oranye dan biru. Jadi prosesnya melalui pemanasan berulang."
"Cat primer selesai dioven, clear coat oven, setelah itu dicat sekunder biru oven lagi. Cat oranye lalu oven lagi biar warnanya clear," ungkap Yosafat.