Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/11/2022, 06:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

4. Mengonsumsi cairan

Mengonsumsi makanan yang lebih lembut dan lebih banyak mengandung cairan adalah sesuatu yang sangat membantu mengatasi perut kembung.

Baca juga: 4 Makanan Kaya Serat untuk Cegah Perut Kembung

Semakin lembut makanannya, semakin banyak makanan yang sudah dicerna sebelumnya, sehingga pada dasarnya ini berarti menambahkan lebih banyak air dan memasak untuk jangka waktu yang lebih lama.

Cobalah membuat oatmeal dengan lebih banyak air, merebus nasi atau quinoa dengan tambahan air sampai hampir menjadi kaldu, dan makan lebih banyak sup atau makanan yang dihaluskan.

Baik itu untuk perut kembung atau tidak, ini akan membantu pencernaan dan penyerapan lebih banyak makanan maupun nutrisi.

5. Mengelola tingkat stres

Perut kembung tidak selalu merupakan hasil dari apa yang kita masukkan ke dalam tubuh.

Kortisol, yang juga dikenal sebagai hormon stres, dapat menyebabkan berbagai gejala dalam tubuh, termasuk perut kembung.

Menurut penelitian, stres memiliki dampak langsung pada sistem pencernaan yang dapat menyebabkan kembung.

Tidur lebih banyak di malam hari, olahraga intensitas rendah, dan meditasi adalah cara alami untuk menurunkan kortisol.

Selain itu, berjalan kaki dengan kecepatan sedang selama sekitar 20 menit juga bisa menjadi latihan terbaik untuk menurunkan kadar kortisol.

6. Mengonsumsi probiotik nabati

Para ahli merekomendasikan untuk mencari bakteri hidup yang dapat membantu mengatasi ketidakseimbangan flora usus sebagai pengobatan perut kembung.

Baca juga: 7 Fakta Mengenai Perut Kembung

Probiotik adalah pahlawan super yang dapat mencegah bakteri berbahaya dan ragi menumpuk di usus penyebab perut kembung.

Probiotik terbaik, menurut para ahli, terdiri dari strain mikroba menguntungkan seperti Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus reuteri, dan Saccharomyces boulardii.

7. Menghindari produk susu

Meskipun bebas gluten adalah hal yang populer akhir-akhir ini, kita lebih mungkin mengembangkan intoleransi laktosa daripada sensitivitas gluten.

Laktosa adalah gula utama dalam susu dan membutuhkan enzim yang disebut laktase untuk diproses secara efektif dalam tubuh.

Laktase berlimpah pada bayi karena mereka membutuhkannya untuk mencerna susu, tetapi seiring bertambahnya usia, kita menghasilkan semakin sedikit laktase karena kita tidak lagi membutuhkannya.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com