Ingatlah bahwa memiliki satu atau lebih faktor risiko tidak berarti bukan berarti kita pasti akan mengalami gagal ginjal dengan kanker serviks.
Ini mungkin hanya memperlihatkan bahwa kita berada pada peningkatan risiko dibandingkan dengan seseorang tanpa faktor risiko.
Secara keseluruhan, gagal ginjal sering kali diobati terlebih dulu dengan dialisis.
Ada berbagai jenis dialisis, seperti:
Hemodialisis menggunakan mesin untuk memindahkan darah melalui filter yang terletak di luar tubuh.
Filter ini berfungsi untuk menghilangkan limbah dan cairan ekstra dari darah. Kemudian, darah yang telah disaring dapat dikembalikan ke tubuh kita.
Dialisis peritoneal melibatkan penambahan larutan dialisis ke dalam perut melalui kateter.
Selama beberapa jam, larutan menyerap limbah dan cairan ekstra, setelah itu dapat dikeringkan dari tubuh dan dibuang.
Namun, dialisis dikaitkan dengan efek sampingnya sendiri.
Ahli onkologi serta spesialis ginjal (nephrologist) biasanya akan membantu menginformasikan kepada kita tentang dialisis, risikonya, dan bagaimana hal itu dapat berdampak pada pengobatan dan prospek kanker.
Di samping itu, transplantasi ginjal juga merupakan opsi pengobatan untuk gagal ginjal.
Namun demikian, kita harus cukup sehat untuk menjalani dan pulih dari operasi.
Dengan demikian, transplantasi ginjal tidak dianjurkan bagi penderita kanker aktif.
Ketika berbicara tentang tingkat kelangsungan hidup dan hasil, penting untuk dicatat bahwa informasi ini ditentukan berdasarkan hasil dari banyak orang dengan kanker serviks.
Biasanya, keterlibatan ginjal dikaitkan dengan stadium kanker serviks yang lebih lanjut, di mana kanker telah menyebar ke organ terdekat atau jauh. Prospek untuk situasi ini sering kali buruk.
Menurut National Cancer Institute, tingkat kelangsungan hidup lima tahun untuk kanker serviks yang menyebar ke kelenjar getah bening regional adalah 58,2 persen.
Tingkat kelangsungan hidup lima tahun untuk kanker serviks yang menyebar ke jaringan yang lebih jauh adalah 17,6 persen.
Gagal ginjal pada kanker serviks juga dapat disebabkan oleh hidronefrosis.
Dengan demikian, memiliki hidronefrosis juga dikaitkan dengan prospek yang buruk.
Sebuah studi tahun 2015 meninjau rekam medis dari 279 orang dengan kanker serviks.
Sebanyak 65 orang (23 persen) memiliki hidronefrosis pada suatu saat dalam penyakit mereka.
Kondisi ini dikaitkan dengan penurunan kelangsungan hidup di semua titik waktu.
Temuan ini didukung oleh studi tahun 2021 pada penderita kanker serviks yang membandingkan 445 orang dengan hidronefrosis dan 1.780 orang tanpa hidronefrosis.
Hasilnya ditemukan bahwa individu dengan hidronefrosis memiliki risiko kematian yang lebih tinggi dari sebab apa pun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.