KOMPAS.com - Sebagian besar ibu hamil mungkin akan bertanya-tanya apakah aman untuk berolahraga selama masa kehamilan?
Kekhawatiran itu merupakan suatu hal yang wajar karena pada masa kehamilan para ibu hamil perlu berhati-hati dengan kondisi kesehatannya.
Mulai dari apa yang mereka makan, minum, hirup sampai aktivitas fisik seperti olahraga yang bisa berdampak langsung pada janin yang ada di dalam kandungan.
Baca juga: 4 Makanan Ibu Hamil agar Bayi Lahir dengan Rambut Tebal
Berolahraga selama hamil tidak hanya dianjurkan, tapi termasuk sebagai cara menjaga kebugaran tubuh.
"Olahraga atau aktivitas fisik sebetulnya tidak meningkatkan risiko keguguran, berat badan rendah atau persalinan dini,"
Demikian Dr Manjiri Mehta, konsultan ginekolog dan dokter kandungan di Rumah Sakit Hiranandani, India, seperti dilansir Healthshots.
Namun para ibu hamil perlu memerhatikan setiap intensitas serta jenis olahraga yang aman dilakukan tanpa menimbulkan risiko.
Sejumlah olahraga yang direkomendasikan dan aman dilakukan ibu hamil di antaranya adalah peregangan, berenang, yoga hingga pilates atau olahraga lainnya dengan modifikasi tertentu.
Dokter Mehta juga mengatakan bahwa olahraga selama masa kehamilan dapat memberikan sejumlah manfaat baik bagi ibu dan janin.
Manfaat olahraga selama masa kehamilan itu antara lain;
Meski olahraga saat hamil menawarkan banyak manfaat yang baik, bukan berarti aktivitas ini dapat dilakukan tanpa pengawasan dokter.
Para ahli memperingatkan bagi ibu hamil untuk selalu berkonsultasi dengan dokter kandungan jika berencana memulai rutinitas fisik seperti olahraga.
Sebab, tidak semua ibu hamil memiliki kondisi yang sama.
Kemungkinan ada beberapa pantangan yang perlu dihindari selama latihan yang dapat berdampak pada kesehatan ibu dan janin.
Baca juga: 5 Penyebab Anemia pada Ibu Hamil, Tak Hanya Kekurangan Zat Besi
Sejumlah latihan fisik yang direkomendasikan bagi ibu hamil sebetulnya tergantung pada tahap kehamilan.
Secara umum tahap kehamilan ini dapat terbagi melalui trimester atau setiap tiga bulan sampai bulan ke sembilan.
"Ada rangkaian aktivitas berbeda yang dilakukan selama trimester pertama, kedua dan ketiga."
"Hal ini perlu diperhatikan karena tubuh mengalami banyak perubahan fisik setiap periode kehamilannya," jelas dokter Mehta.
Selama trimester pertama atau tiga bulan di awal masa kehamilan, ibu hamil dapat melakukan rutinitas olahraga seperti berjalan santai atau menaiki tangga.
Namun latihan ini harus dilakukan dengan hati-hati. Hindari pula intensitas olahraga sedang hingga berat seperti jogging atau berlari.
Olahraga yang direkomendasikan pada fase kehamilan trimester kedua adalah format latihan untuk meningkatkan kekuatan inti tubuh, memperbaiki postur, peregangan dan mengendurkan otot.
Sejumlah olahraga yang melibatkan gerakan berjongkok seperti squat sebisa mungkin dihindari.
Beberapa olahraga yang dianjurkan adalah pilates ringan, jalan santai, berenang dengan intensitas rendah, sepeda statis hingga yoga.
Di fase ini, perut ibu hamil akan terlihat semakin besar. Tentu tidak semua olahraga dapat terasa nyaman jika dilakukan.
Dokter Mehta menyarankan agar ibu hamil dapat melakukan rutinitas latihan yang melibatkan jongkok atau memperkuat otot dasar panggul.
Tujuannya adalah untuk mempersiapkan kondisi tubuh dalam melalui fase persalinan agar lebih mudah.
Olahraga yang dianjurkan seperti yoga, jalan santai hingga berenang.
Baca juga: Asupan Kafein Ibu Hamil Beri Pengaruh Buruk pada Tinggi Badan Bayi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.