KOMPAS.com - Makan sebelum berenang kerap dikaitkan dengan bahaya bagi para pelakunya.
Seseorang yang setelah makan besar, kemudian melakukan aktivitas berenang dikatakan berisiko tinggi untuk tenggelam.
Apakah anggapan itu benar atau hanya mitos? Coba simak faktanya berikut ini.
Baca juga: Chris Hemsworth Berenang di Laut Arktik, ini Manfaat Terapi Dingin
Melansir laman UAMS Health, Dr. Charless Smith, dari Departemen Kedokteran Keluarga dan Pencegahan di UAMS mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada bukti medis yang mendukung anggapan tersebut.
Anggapan yang telah beredar luas itu merujuk pada aktivitas berenang yang sebaiknya tidak dilakukan setelah makan besar.
Atau paling tidak kita perlu menunggu sekitar 30 menit sampai satu jam setelah makan, baru boleh berenang.
Orang-orang yang percaya pada pernyataan itu mengatakan bahwa makan sebelum berenang bisa membuat perut kram dan meningkatkan risiko tenggelam.
Kram adalah bentuk kontraksi otot rangka yang tidak disengaja dan biasanya terjadi selama atau setelah melakukan aktivitas fisik tertentu.
Penyebab kram kerap dikaitkan dengan tubuh yang mengalami kelelahan atau akibat terlalu bekerja keras dalam melakukan sesuatu.
Teori di balik anggapan itu adalah setelah kita menikmati makanan, tubuh mengalami peningkatan aliran darah ke lambung dan usus untuk segera menyerap nutrisi.
Kemudian saat melakukan aktivitas fisik, bagian otot dapat mengalami kekurangan suplai oksigen, sehingga memungkinkan terjadinya kram.
Baca juga: Fakta Berenang: Bisa Bikin Tubuh Langsing dan Mengecilkan Perut Buncit
Para pakar kesehatan mengatakan bahwa kram atau terjadinya kontraksi otot sebetulnya disebabkan oleh banyak faktor.
Mulai dari dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit hingga kondisi kelelahan pada sistem neurologis.
Di samping itu, faktor risiko lain yang membuat adanya anggapan dilarang makan sebelum berenang adalah terjadinnya stitch atau nyeri perut sementara akibat olahraga.