Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/11/2022, 07:08 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tidur di atas seprai yang bersih atau baru saja diganti memang sangat nyaman.

Namun, sebenarnya bukan hanya kenyamanan yang akan kita dapatkan jika rutin membersihkan seprai, tapi juga terhindar dari penyakit yang dipicu oleh tungau.

Faktanya, beberapa studi menunjukkan, seprai yang kotor atau kurang sering dicuci dapat dikaitkan dengan berbagai penyakit.

Baca juga: Ketahui, Warna Seprai yang Undang bagi Kutu Busuk

Dikutip dari Manchester Evening News, para pakar di toko kasur Bed Kingdom menemukan bahwa setiap malam, tubuh akan melepaskan cairan, minyak, dan ribuan sel kulit mati.

Material tersebut amat disukai tungau --hewan yang kotorannya dapat memicu alergi, asma, rinitis, dan eksim.

Karena itulah, sebaiknya orang yang memiliki penyakit tertentu atau asma mengganti seprai lebih sering.

Hal itu pun direkomendasikan oleh para pakar di Bed Kingdom, yang mengatakan, mayat tungau dapat menyebabkan alergi parah bagi yang memiliki penyakit tertentu.

“Gejala alergi akibat tungau bisa berupa batuk, bersin, ruam kulit, mata gatal, dan hidung meler."

"Tungau juga merupakan pemicu umum bagi penderita asma."

"Oleh karena itu, akan bermanfaat bagi kenyamanan dan kesehatan jika sprei dicuci lebih sering,” ujar para pakar di Bed Kingdom pada Express.

Lebih lanjut, dokter kulit di Cleveland Clinic Alok Via menjelaskan bahwa organisme bakteri di tubuh kita lebih banyak daripada sel tubuh kita sendiri.

Baca juga: Selain Produk Kesehatan, Seprai Jadi Produk Terlaris di E-commerce

Jadi jika kita membiarkan sel-sel kulit mati meluruh di seprai, bakteri itu dapat berkembang biak dan bisa menyebabkan folikulitis atau peradangan pada folikel rambut.

Jadi agar seprai tidak menjadi sarana penularan penyakit akibat tungau, para ahli di Bed Kingdom merekomendasikan agar kita mencuci seprai setidaknya seminggu sekali.

Memang, saran ini terdengar akan merepotkan. Namun jika melihat efeknya, tentu tak ada salahnya kita melakukannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com