KOMPAS.com - Vertigo merupakan salah satu gejala umum yang kerap dikeluhkan wanita hamil.
Untuk setiap 100.000 kehamilan di Amerika Serikat, dilaporkan 32 wanita di antaranya mengalami gejala vertigo setiap tahunnya.
Hal tersebut dapat dijelaskan oleh perubahan metabolisme tubuh pada masa kehamilan yang berdampak pada kelainan metabolik, perubahan hormon, dan fungsional.
Baca juga: Alasan Minum Kopi Bisa Memicu Vertigo Kambuh
Vertigo adalah suatu gejala yang ditandai dengan sakit kepala, pusing, hingga pandangan terlihat memutar seperti gempa.
Gejala ini mungkin dapat terjadi selama masa subur wanita, seperti di fase kehamilan.
Menurut jurnal terbaru A Systematic Review of Vertigo: Negligence in Pregnancy yang diterbitkan oleh Cureus pada Oktober 2022, ada sejumlah hal yang meningkatkan risiko vertigo pada wanita hamil.
Di fase kehamilan, wanita cenderung mengalami peningkatan produksi hormon seks seperti estrogen, yang kemudian mengubah fungsi kelenjar adrenal dan plasenta.
Selain itu, sistem saraf pusat dan sistem vestibular juga kemungkinan dapat terpengaruh oleh kondisi tersebut.
Penyebab paling umum dari gejala vertigo pada ibu hamil diakibatkan oleh hormon estrogen yang memengaruhi organ telinga bagian dalam yang berfungsi sebagai pengatur pendengaran dan keseimbangan tubuh.
Hormon tersebut dapat mengakibatkan retensi cairan endolimfatik dan saluran di koklea serta labirin membran telinga bagian dalam.
Dampaknya, wanita hamil dapat merasakan sedikit kehilangan fungsi pendengaran pada frekuensi yang lebih rendah.
Kondisi tersebut lantas menghasilkan perkembangan atau tanda-tanda seperti vertigo atau gejala pusing pada wanita hamil.
Namun gejala dan risiko tersebut bisa berangsur pulih setelah masa kehamilan di trimester kedua dan fase menyusui.
Selama masa kehamilan, tubuh wanita juga mengalami peningkatan produksi hormon progesteron.