Pelaku berusaha mempercepat komitmen yang terjalin tanpa mempertimbangkan kecocokan lebih jauh.
Namun setelah beberapa waktu, perhatian tersebut akan berubah menjadi kemarahan, kecenderungan posesif atau mengendalikan, atau kekerasan.
Baca juga: Kisah Andien Lepas dari Hubungan Penuh Kekerasan berkat Nasihat Ibu
Pelaku love bombing akan merendahkan kita dengan memunculkan perasaan bersalah ketika tak bisa menghabiskan waktu selalu dengannya atau memenuhi keinginannya setelah segala pujian yang diberikannya.
"Meskipun mungkin ada sedikit perubahan perilaku saat 'fase bulan madu' berakhir, itu tidak akan sedramatis perubahan mendadak yang biasanya terjadi setelah love bombing," tambah Dr Welsh.
Pada awalnya, pasangan yang ingin selalu bersama terasa sangat manis dan menyenangkan.
Namun love bombing membuat hubungan tersebut terasa mencekik sehingga kita tidak nyama.
Kita mungkin mendapati merasa wajib selalu bersama pasangan dan terpaksa mengabaikan sahabat, keluarga hingga pekerjaan.
Baca juga: Tanda-tanda Seseorang Menjadi Korban Manipulasi
“Jika Anda mulai dengan mengomunikasikan keinginan atau batasan dengan jelas dan itu diabaikan, bahkan secara halus, itu pertanda bahaya jika tingkat kasih sayang atau perhatian mungkin merupakan love bombing," kata Dr. Welsh.
Tanda-tanda peringatan lain termasuk perubahan perilaku yang tiba-tiba ketika kita meminta lebih banyak ruang pribadi termasuk sikap menarik diri, marah, mengancam, mengendalikan atau kekerasan.
Hubungan yang terlalu intens sehingga terasa tidak sehat bisa menjadi tanda jika kita jadi sasaran love bombing.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.