Perundungan yang terjadi juga bisa memperburuk kondisi lain yang sudah ada sebelumnya seperti eksim, masalah kulit, masalah perut, dan kondisi jantung yang diperparah oleh stres.
Baca juga: 7 Cara Hentikan Aksi Bullying, Beri Tahu Anak sejak Dini
Anak korban bullying akan sulit fokus pada pelajaran di sekolah karena dihantui trauma dan rasa takut.
Faktanya, nilai yang menurun adalah salah satu tanda pertama bahwa seorang anak sedang diintimidasi.
Selain itu, korban akan membolos untuk menghindari pelaku atau tindakan kasar yang diterimanya di sekolah.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Virginia menunjukkan bahwa anak-anak yang bersekolah di sekolah dengan iklim bullying yang parah seringkali memiliki nilai yang lebih rendah pada tes standar.
Baca juga: Mayoritas Pelaku Perundungan Anak adalah Temannya
Dampaknya bukan hanya terjadi pada korban namun juga pada siswa yang menyaksikannya.
Misalnya, anak-anak mendapat skor lebih rendah pada tes standar di sekolah dengan banyak kasus bulllying daripada anak-anak di sekolah dengan program anti-intimidasi yang efektif.
Salah satu alasannya adalah perasaan terganggu atau khawatir dengan kejadian perundungan tersebut.
Selain itu, guru mungkin menjadi kurang efektif karena harus menghabiskan begitu banyak waktu berfokus pada manajemen dan disiplin kelas daripada mengajar.
Keluarga juga akan mengalami dampak jangka panjang bullyin ketika salah satu anaknya mengalaminya.
Dalam banyak kasus, orangtua merasa gagal melindungi anaknya dari bullying sehingga mempertanyakan kemampuan mengasuhnya.
Muncul perasaan gagal mengendali tanda-tanda bullying atau tidak bisa membentuk pribadi anak yang bully-proof.
Baca juga: Diisengi sejak Dini Bikin Anak Jadi Bully Proof? Ini Pendapat Ahli
Dampak lainnya adalah perasaan tidak berdaya untuk memperbaiki situasi, merasa sendirian, dan terisolasi.
Beberapa orangtua mungkin menjadi terobsesi dengan situasi yang seringkali mengorbankan kesehatan dan kesejahteraannya sendiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.