KOMPAS.com - Kasus bullying yang dialami MWF (8), siswa kelas 2 SD di Malang menyisakan trauma.
Korban yang merupakan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Jenggolo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur itu sempat koma akibat penganiayaan yang dialaminya.
Ia ditendang dan dipukul di bagian kepala hingga dada setelah sebelumnya kerap dipalak oleh pelaku yang merupakan kakak kelasnya.
Baca juga: Kasus Perundungan Siswa SD di Malang, Pelaku Sebut Korban Kerap Berkata Tak Sopan
Kondisi fisiknya kini memang berangsung pulih namun korban terlanjur trauma sehingga minta pindah sekolah.
Bullying yang dialami anak-anak memberikan dampak yang sangat buruk untuk tumbuh kembangnya.
Luka yang ditimbulkan tidak hanya secara fisik namun juga emosional yang bertahan hingga beranjak dewasa.
Berikut adalah berbagai dampak bullying yang dirasakan anak-anak:
Anak korban bullying akan merasa sulit berteman maupun mempertahankan hubungan persahabatan yang sehat karena harga diri rendah.
Hal ini dipicu berbagai komentar jahat yang ditujukan pada mereka sehingga mulai mempercayainya sebagai kebenaran.
Baca juga: Pelaku Bullying di Bawah Umur Berpotensi Lakukan Kekerasan Saat Dewasa
Korban bullying juga cenderung mengalami berbagai macam emosi termasuk marah, getir, rentan, tidak berdaya, frustrasi, kesepian, dan terisolasi dari teman sebayanya.
Perasaan negatif itu menyebabkan kecenderungan obat-obatan, alkohol, sehingga risiko bunuh diri.
Saat anak-anak korban perundungan tumbuh dewasa, mereka juga sulit mempercayai orang, yang dapat memengaruhi hubungan pribadi dan hubungan kerjanya.
Selain itu, mereka juga mulai percaya narasi bohong bahwa bullying tidak seburuk ingatannya sehingga menyalahkan diri sendiri.
Setelahnya, korban juga akan mengalami stres dan kecemasan sehingga tubuhnya lebih rentan sakit misalnya maag, sakit perut, dan sakit kepala.