Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhardis
PNS

Saat ini bekerja sebagai periset di Pusat Riset Bahasa, Sastra, dan Komunitas, BRIN

Perempuan-perempuan Cho Nam Joo

Kompas.com - 01/12/2022, 08:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

CHO Nam Joo, penulis dari negeri para Oppa tahun 2018 lalu menulis novel yang ia beri judul Her Name Is. Baru pada 2021, penerbit Bhuana Ilmu Populer mengalihbahasakan ke Bahasa Indonesia.

Novel ini menyajikan pelbagai cerita tentang perempuan dan sekelumit kisah hidupnya.
Ia mengakui pada bagian prakata bahwa novel ini terinspirasi dari cerita 60 orang perempuan yang berusia mulai dari 9 tahun hingga nenek-nenek berumur 69 tahun.

Musim semi 2018, begitu ia menorehkan awal penulisan. Penulis membagi bukunya ke dalam empat bab. Masing-masing bab ia hadirkan 7 sampai 8 cerita.

Saat membaca dua bab awal, hati ini terus berkata-kata. Jika para perempuan membaca kisah ini, tentu mereka sedikit banyak akan terpengaruh seperti apa Cho Nam Joo me-migur-i para tokoh.

Memang, tidak dapat dipungkiri kisah-kisah yang dinarasikan Cho Nam Joo merupakan cerita yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Bagi sebagian orang mungkin cerita ini hanyalah sekadar pengisi waktu luang. Berbeda halnya jika cerita ini sampai ke tangan mereka yang sedang mengalami kejadian serupa dan sedang mengupayakan jalan keluarnya.

Sulit bagi perempuan pembaca untuk tidak menyetujui perkataan-perkataan tokoh terkait cara pandang mereka dan keputusan yang mereka ambil saat dihadapkan pada permasalahan di dalam kehidupan.

Berkaca dari berita yang dilansir kanal databoks, 26 Februari 2022 lalu, tren pernikahan di Indonesia kian menurun dalam 10 tahun terakhir.

Statistik melaporkan ada 1,74 juta pernikahan selama 2021. Jumlah ini menurun sebesar 2,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 1,79 juta pernikahan.

Jika ditilik mundur, jumlah pernikahan di Indonesia mencapai puncaknya tahun 2011, yaitu 2,31 juta pernikahan. Setelahnya, jumlah itu terus merosot mencapai titik terendah pada 2021.

Apa yang akan terjadi jika mereka, terkhusus kaum hawa, membaca kisah hidup perempuan-perempuan Cho Nam Joo ini?

Benar, sastra merupakan cerminan kehidupan (Teori Mimesis Sastra, Plato). Meskipun berangkat dari fakta di kehidupan nyata, proses kreatif penulis tidak dapat dikesampingkan.

Adakalanya penulis sengaja menghadirkan cerita tersebut apa adanya, namun tidak sedikit yang menambahkan bumbu-bumbu ekspresi dalam dirinya ke dalam karya.

Dari mana kita tahu keberpihakan si penulis terhadap ide yang ia telurkan?

Satu di antaranya ialah melalui sikap penulis terhadap akhir hidup tokoh. Ada tokoh yang sengaja dibiarkan hidup dengan pilihan idealismenya, ada juga tokoh yang dimatikan oleh penulis di akhir cerita dalam upaya memutus rantai idealisme tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com